tag:blogger.com,1999:blog-2580795207079758832024-03-14T03:20:36.324-07:00detiktani.comBlog Tentang Pupuk Daun, Hama, Penyakit, Budidaya Tanaman, Kelapa Sawit, Kakao, dan PerkebunanTeguhhttp://www.blogger.com/profile/16488284402900137416noreply@blogger.comBlogger130125tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-68891017952515620842015-07-31T06:55:00.000-07:002015-07-31T06:55:35.290-07:00Syarat Tumbuh Tanaman Tomat<div style="text-align: justify;">
Tanaman tomat adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh hampir di semua tempat, baik dataran rendah atau dataran tinggi. Kendati demikian, tomat tidak menyukai daerah yang bertanah basah dengan curah hujan yang terlalu tinggi. Hal ini karena tomat sangat rentan terhadap berbagai serangan penyakit yang umumnya disebabkan oleh cendawan, seperti cendawan Phythoptora infestans dan sejenisnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tomat tidak dianjurkan ditanam pada tanah yang tergenang atau becek, karena pada keadaan demikian akar tanaman tomat akan rentan membusuk dan tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Untuk pertumbuhan optimal, tanaman tomat menghendaki tanah yang memiliki aerasi dan draenase yang baik, derajat keasaman 5 sd 6, sedikit mengandung pasir, mengandung banyak humus, dan untuk tomat genjah struktur tanah liat berpasir akan lebih baik. [Baca : <a href="http://www.ibu-hamil.web.id/2015/01/manfaat-buah-tomat-untuk-ibu-hamil.html">Manfaat Tomat untuk Ibu Hamil</a>]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTVqcmZKjf0O-lmaFzS4PJora-WoNM830uLstazboP8uCa5t5cc4srAVIqr6l1RNPNU4_Aob-kXwnOOYhhJNBM8pbwOfiXDbhBOq48wGiUYDtFhQDcX_tr_L5PNdLnbPxVeCPcfg1UsyE/s1600/Tomat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Syarat Tumbuh Tanaman Tomat" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTVqcmZKjf0O-lmaFzS4PJora-WoNM830uLstazboP8uCa5t5cc4srAVIqr6l1RNPNU4_Aob-kXwnOOYhhJNBM8pbwOfiXDbhBOq48wGiUYDtFhQDcX_tr_L5PNdLnbPxVeCPcfg1UsyE/s1600/Tomat.jpg" title="Syarat Tumbuh Tanaman Tomat" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk produksi optimal, tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari, namun sinar yang terlalu terik dengan suhu yang terlalu tinggi juga cenderung tidak disukai oleh tomat. Tanaman yang memiliki nama botani Solanum lycopersicum L. ini tidak menyukai hujan yang terlalu lebat, daerah yang terlalu berawan, angin kering, dan udara panas.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Suhu optimum untuk pertumbuhan tomat adalah 23 derajat Celcius pada siang hari dan 17 derajat Celcius pada malam hari. Suhu yang terlalu tinggi serta diikuti dengan kelembaban relatif tinggi dapat memicu berkembangnya penyakit deaun, sedangkan kelembaban relatif yang rendah akan dapat menhambat proses pembentukan bunga dan buah.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pembentukan buah sangat dipengaruhi oleh suhu malam hari. pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa suhu malam yang terlalu tinggi menyebabkan tanaman tomat tidak mempu melakukan pembentukan bunga sama sekali. Sedangkan pada suhu yang terlalu rendah, yakni di bawah 10 derajat Celcius, tepung sari akan mati dan tidak banyak yang dapat melakukan pernyerbukan.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-15538825167899779462015-03-05T09:51:00.000-08:002015-03-05T09:51:04.631-08:00Hama pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya<a href="http://detiktani.blogspot.com/2015/03/hama-pada-tanaman-kelapa-sawit-dan.html">Hama pada Tanaman Kelapa Sawit</a> - Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan luas lahan terluas dan produksi tertinggi di Indonesia. Tanaman kelapa sawit juga adalah salah satu sektor ekonomi Indonesia, karena kelapa sawit merupakan bahan dasar pembuatan minyak sayur, atau termasuk kedalam tanaman yang multiguna. Tak heran jika ditempatkan sebagai salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun adanya beberapa OPT yang menyababkan menurunnya keproduktifan tanaman, seperti Hama yang menyerang tanaman kelapa sawit.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL5Ykq_ZljzsKMp5j3UezD8UI_AfdG-nR2JpzvWLyq7rUHpqYrND0yWd9rFH2aBH11_KGrpTL1VKcGcGJg0xeV0AJHX7c8XydLepYNcjr6quYmm3LR6fXZof7wYSjEva5nUN_SpLG8cpj9/s1600/230228_1785292880490_1484557576_31779788_8373212_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hama pada Tanaman Kelapa Sawit" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL5Ykq_ZljzsKMp5j3UezD8UI_AfdG-nR2JpzvWLyq7rUHpqYrND0yWd9rFH2aBH11_KGrpTL1VKcGcGJg0xeV0AJHX7c8XydLepYNcjr6quYmm3LR6fXZof7wYSjEva5nUN_SpLG8cpj9/s1600/230228_1785292880490_1484557576_31779788_8373212_n.jpg" height="240" title="Hama pada Tanaman Kelapa Sawit" width="320" /></a></div>
<h2 style="text-align: center;">
Hama pada Tanaman Kelapa Sawit</h2>
Hama merupakan semua binatang yang keberadaannya di areal tanaman budidaya tidak diharapkan karena dapat menimbulkan kerusakan pada bagian tanaman tertentu. Terdapat beberapa hama yang menyerang Tanaman kelapa sawit, seperti :<br />
<br />
<b>1 ). Ulat api</b><br />
Terdapat beberapa gejala akibat serangan hama ulat api, yaitu adanya lubang-lubang pada helai daun. Pada serangan ringan, pengendalian dilakukan secara manual. Pengendalian secara kimia dapat menggunakan insektisida yang berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 %, dan klarpirofos 200 g/l. Sementara itu, pengendalian secara biologis menggunakan virus. nudaurelia. Spesies ulat api yang sering menyerang kelapa sawit adalah, Setora nitens, Darna trima, dan Ploneta diducta.<br />
<br />
<b>2 ). Kumbang orictes</b><br />
Serangan awal kumbang ini adalah dimana kumbang dewasa masuk kedalam daerah titik tumbuh dan memakan bagian yang lunak. Bila serangan kumbang ini sampai mengenai titik tumbuh, maka tanaman sawit perlahan akan mati. Tetapi apabila serangan kumbang hanya memakan bakal daun, maka akan menyebabkan daun dewasa rusak seperti terpotong gunting. Spesies yang biasanya menyerang tanaman kelapa sawit adalah Oryctes rhinoceros. Pengendalian hama kumbang ini adalah dengan mencegah berkembangnya hama ini. Pemberantas secara biologis dengan menggunakan cendawan Mhetarizum anisopliae & virus Baculovirus orictes.<br />
<br />
<b>3 ). Ulat kantung</b><br />
Gejala yang ditimbulkan akibat serangan hama ulat kantung yaitu, berupa lubang-lubang pada daun. Ulat betina berada dalam suatu wadah yang mirip kantong dan menggantung dipermukaan atas atau bawah daun. Ada 3 spesies yang menyerang tanaman kelapa sawit, seperti Metisa plana, Mahasena corbetti, Crematosphisa pendul. Apabila serangan ulat api tidak terlalu parah, maka pengendalian hama inidapat dilakukan secara mekanis, yaitu dengan mengambil langsung ulat-ulat yang menyerang kelapa sawit.Jika serangan cukup para, pengendalian dapat menggunakan insektisida.Insektisida yang biasanya digunakan untuk mengendalikan hama ini adalah insektisida dengan bahan aktif 95% dan dosis ! kg/ha, kuinalfos 268 g/l, karbaril dengan dosis 1 kg/ha. Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan menyebarkan predator Sycanus dichotamus dan parasit yang sering menyerang larva, seperti Callmerus aracuver, dan Flistina sp.<br />
<b><br />4). Ulat penggerek tandan buah</b><br />
Gejala yang ditimbulkan akibat serangan hama ini adalah terdapat lubang-lubang pada buah muda atau buah tua. Jenis ulat yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah, Tirathaba mundela. Kemudian ada cara pengendalian hama ini adalah secara biologi dengan menggunakan Parasitoid dari kelompok hemiptera, famili Braconidae dan Ichneumonidae.<br />
<br />
Itulah beberapa pengetahuan tentang <a href="http://detiktani.blogspot.com/">hama yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit</a>, sekaligus dengan beberapa cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat menambah nilai plus saya dari remidial mata pelajaran Tanaman Herbal. <br />
<br />
<b>Pengendalian Hama Kelapa Sawit, 2015 </b><br />
ditulis oleh Siti Ruwiyah<br />
XI ATP 2 - SMK Negeri 1 Lempuing Jaya
Teguhhttp://www.blogger.com/profile/16488284402900137416noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-22491085898656483802015-02-23T11:33:00.000-08:002015-02-23T11:33:03.291-08:003 Teknik Pengendalian Hama Wereng Tanaman Padi<a href="http://detiktani.blogspot.com/2015/02/3-teknik-pengendalian-hama-wereng.html"><b>Pengendalian Hama Wereng</b></a> - Selain tikus, hama wereng merupakan salah satu hama yang sangat ditakuti oleh petani. Para petani menganggap bahwa hama wereng sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan karena petani biasanya hanya mengetahui atau mengenal serangan hama wereng setelah terjadi serangan parah pada tanaman. Memang benar jika suatu tanaman padi terserang hama wereng jika sudah terlanjur parah padi akan berwarna memerah atau mengering itu tandanya hama wereng sudah sangat sulit dikendalikan. <br />
<br />Misalnya <a href="http://detiktani.blogspot.com/">hama wereng coklat</a> sampai saat ini masih dianggap sebagai hama utama pada tanaman padi. Karena hama wereng dapat menyebabkan kerusakan yang cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim penanaman kerusakan yang disebabkan oleh hama wereng coklat dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung karena hama wereng coklat menghisap cairan dari jaringan tanaman padi sehingga tanaman padinya menjadi kering dan akhirnya tanaman menjadi kering. Secara tidak langsung, karena hama wereng coklat dapat menyebabkan virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhyVN0vYUf7GOcESo6DQEBDKbsnVUmNnly9uyNc0CiqjDDFOPgfbYmJbEzNo1PwTm5gLejyduJJnpmjIzsyOT-D0GNqiMsN2Lq9_F4pB00i3DLTDmypvma97iSDBXZZfSUG9uynbFDgsi/s1600/pengendalian+hama+wereng.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengendalian Hama Wereng Tanaman Padi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhyVN0vYUf7GOcESo6DQEBDKbsnVUmNnly9uyNc0CiqjDDFOPgfbYmJbEzNo1PwTm5gLejyduJJnpmjIzsyOT-D0GNqiMsN2Lq9_F4pB00i3DLTDmypvma97iSDBXZZfSUG9uynbFDgsi/s1600/pengendalian+hama+wereng.jpg" height="266" title="Pengendalian Hama Wereng Tanaman Padi" width="400" /></a></div>
<br />
<h2>
Pengendalian Hama Wereng</h2>
Gejala yang timbul dari serangan hama wereng coklat dapat terlihat dari warna daun yang menguning kemudian tanaman menjadi mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala hama wereng coklat dapat dikenal dengan istilah <i>hepperbum</i>. Dalam suatu gejala <i>hepperbum</i> terlihat sebagai bentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran hama wereng coklat yang mulai dari suatu titik ke titik yang lain kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan seperti ini populasi hama wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi sehingga pengendalian hama wereng susah untuk dilakukan.<br />
<br />
<h3>
Tindakan preventif pengendalian hama wereng</h3>
Pencegahan dengan cara melakukan pengamatan di lahan penanaman padi. Tindakan ini dapat di lakukan dengan cara; <br />
<br /><b>a. Tanaman padi serempak </b><br />Misalnya menanam padi pada bulan januari maka semua di harapkan menanam pada bulan januari agar tanaman padinya tumbuh serempak sehingga dapat mengurangi populasi hama wereng coklat yang ada di padi. Maka petani harus berusaha menanam padi dengan serempak.<br />
<br /><b>b. Pengamatan Wereng Coklat </b><br />Pengamatan pada tanaman padi setiap 1-2 minggu sekali. Misalnya ada daun padi yang dilakukan pemeriksaan dengan teliti. Apabila ditemukan seekor hama wereng di sekitar padi segera di bunuh atau dimusnahkan dan periksa telur-telurnya di sekitar daun lalu daun-daun tersebut dipotong dan dibakar.<br />
<br /><b>c. Perangkap Lampu</b><br />Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum digunakan untuk pemantauan migrasi dan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya khususnya hama wereng coklat. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu antara lain : kekontrasan lampu yang di gunakan (semakin kontras cahaya lampu yang di gunakan maka akan semakin luas jangkauan tangkapanya), kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap yang di pasang dan intensitas cahaya (pada umumnya serangga cenderung tertarik pada cahaya dengan intensitas tinggi).<br />
<u><br /></u>
<u>Pengendalian Hama Wereng, 2015</u><br />
ditulis oleh <b>Shela Intan Lestari</b><br />
XI ATP 2 - SMK Negeri 1 Lempuing Jaya Teguhhttp://www.blogger.com/profile/16488284402900137416noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-54181642576948021232015-01-13T10:02:00.001-08:002015-01-13T10:02:30.410-08:00Pengertian dan Penggolongan Hama Tanaman<b>1. <a href="http://detiktani.blogspot.com/2015/01/pengertian-dan-penggolongan-hama-tanaman.html">Pengertian Hama</a> </b><br />Hama adalah semua binatang yang keberadaannya di lapangan (pertanaman) tidak diharapkan karena dapat menimbulkan kerusakan pada bagian tanaman tertentu maupun tanaman secara utuh, meningkatkan risiko serangan penyakit tanaman, menurunkan produksi/hasil panen, dan menyebabkan kegagalan panen.<br /><br /><b>2. Penggolongan Hama</b><br />Binatang yang dikelompokkan sebagai hama, terdiri dari 3 phylum, yaitu:<br />
<ol>
<li>Phylum Arthropoda (binatang beruas/bersegmen) : Serangga dan tungau</li>
<li>Phylum Chordata (binatang bertulang belakang): kera, babi hutan, tikus, burung dan kelelawar</li>
<li>Phylum Mollusca: siput atau bekicot </li>
</ol>
<a href="http://detiktani.blogspot.com/">Hama </a>yang paling banyak mengganggu atau merusak tanaman adalah hewan dari kelompok serangga. Serangga yang berperan sebagai hama adalah dari golongan Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera, Hemiptera, Diptera, dan Thysanoptera.<br /><br />
<b>3. Melakukan Sensus Hama</b><br />Sebelum tindakan pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada suatu tanaman maka perlu diketahui terlebih dahulu jenis hama atau penyakit yang mengganggu atau merusak suatu tanaman melalui kegiatan identifikasi sehingga nantinya pelaksanaan pengendalian menjadi tepat sasaran. Ada kegiatan yang dapat dilakukan untuk dapat mengetahui jenis hama atau penyakit diantaranya adalahdengan mengambil sampel di lapangan.<br />
<br />Kegiatan mengambil sampel di lapangan terdiri dari mengambil sampel hamanya atau mengambil sampel tanaman yang terserang hama atau penyakit sesuai prosedur, ke laboratorium. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sampel hama yang menyerang tanaman, sampel hama tersebut dapat diperoleh dengan menangkap hama tersebut dengan menggunakan tangan langsung, kuas atau jaring serangga (sweep net) atau menggunakan alat perangkap warna, cahaya, suara atau methyl eugenol dan lain-lain. Pemakaian alat untuk memperoleh sampel hama disesuaikan dengan perilaku hama tersebut, contohnya:<br />
<ol>
<li>Ada kelompok serangga hama yang beraktifitas (kawin, meletakkan telur dan merusak) pada malam hari, contohnya kumbang yang menyerang benih di tempat penyimpanan atau ngengat. Biasanya serangga yang beraktifitas di malam hari, biasanya tertarik pada cahaya buatan seperti cahaya ultraviolet (warna ungu). Untuk mengendalikan hama dengan perilaku seperti ini adalah dengan menggunakan perangkap cahaya ultraviolet (black light traf)</li>
<li>Ada kelompok hama yang tertarik pada bau tertentu, contoh walang sangit dia tertarik pada bau busuk yang amis (anyir). Untuk mengumpulkannya dilakukan dengan memasang perangkap bau.</li>
<li>Ada kelompok serangga hama yang tertarik kepada warna terang seperti warna kuning, contohnya dari ordo Hemiptera, sehingga untuk mengumpulkannya dilakukan dengan menggunakan perangkap warna kuning.</li>
<li>Ada kelompok hama yang tertarik pada suara pasangannya, misalnya pada jangkrik jantan menghasilkan suara yang dihasilkan dari gesekan dari sayap-sayapnya, sehingga untuk mengumpulkannya dilakukan dengan menggunakan perangkap rekaman suara jangkrik.</li>
<li>Ada kelompok hama yang tertarik pada bahan kimia tertentu contoh Methyl eugenol. Contohnya hama lalat buah (Dacus dortalis) yang jantan tertarik pada Methyl eugenol (minyak cengkeh). Untuk mengumpulkan hama ini dilakukan dengan perangkap methyl eugenol</li>
</ol>
<br />Adapun kegiatan mengambil sampel bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit, dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan pengambilan/penentuan sampel. Kegiatan pengambilan sampel adalah sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Sampel ditentukan banyaknya, jumlah sampel untuk pengamatan hama atau penyakit umumnya sebesar 5 % - 20% dari seluruh tanaman yang ada di lahan</li>
<li>Kemudian sampel tanaman yang terserang hama atau penyakit diambil dengan cara acak atau sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada petak sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai tanaman sampel.</li>
<li>Ambil bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit dari beberapa tanaman sampel, dengan menggunakan gunting stek./parang/cangkul, lalu masukkan ke kantong plastik, selanjutnya ikat kantong plastik sehingga siap untuk dibawa ke laboratorium.</li>
</ol>
Teguhhttp://www.blogger.com/profile/16488284402900137416noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-53397771972457993562014-09-23T06:28:00.000-07:002014-09-23T06:28:06.180-07:00Pemanenan Kopi<br />
<div style="text-align: justify;">
Tanaman kopi mulai berproduksi pada umur 2,5 – 3 tahun setelah tanam bergantung pada teknik budidaya, iklim, dan jenis tanaman kopi yang ditanam. Untuk tanaman kopi Robusta, panen dimulai ketika tanaman berumur 2,5 tahun, sedangkan tanaman kopi Arabika, panen dimulai ketika tanaman berumur 2,5 – 3 tahun setelah tanam. Tanaman kopi yang ditanam di daerah dataran rendah umumnya berproduksi lebih awal dibandingkan dengan tanaman kopi yang ditanam di daerah dataran tinggi.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwQuX18zIWQRS0TgFi4k0S7qEgie8EcKIzN-wHnKkIvQHH0UU6tVFYisfw5FBWu8GJIk_0Nh7gyzM-J3vL6mOK5_5zafs9E3dqNIutjbkYz_guKR3e-OXbEfyH1xf4eQpXguoxLZbQ5c/s1600/Panen+Kopi.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Panen Kopi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwQuX18zIWQRS0TgFi4k0S7qEgie8EcKIzN-wHnKkIvQHH0UU6tVFYisfw5FBWu8GJIk_0Nh7gyzM-J3vL6mOK5_5zafs9E3dqNIutjbkYz_guKR3e-OXbEfyH1xf4eQpXguoxLZbQ5c/s320/Panen+Kopi.png" height="366" title="Buah Kopi" width="621" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Produksi buah kopi meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun dan mencapai puncak pada umur antara 7 sampai 9 tahun setelah tanam (TM IV sd VI). Panen puncak pada tahun tersebut dapat menghasilkan produksi kopi beras sebanyak 500 sampai 1.500 kg per ha per tahun, sedangkan jika tanaman kopi dikelola secara intensif produksinya bisa mencapai 2.000 kg per ha per tahun.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada daerah-daerah basah, distribusi panen lebih merata daripada di daerah-daerah kering, sehingga masa panennya lebih panjang (April sd Oktober). Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat kopi gelondong berbeda-beda menurut jenis kopinya. Rendemen kopi Robusta 22 – 24%, kopi Arabika 16 – 18%, dan kopi Liberika 10 -12%. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk memperoleh mutu yang baik, buah kopi dipetik setelah matang. Buah matang kopi dicirikan dengan perubahan warna buah dari hijau ke merah. Waktu yang dibutuhkan kuncup bunga hingga menjadi buah kopi yang siap panen adalah antara 8 sd 11 bulan untuk <b>kopi Robusta</b> dan 6 sd 8 bulan untuk <a href="http://kopiluwakasli99.blogspot.com/" target="_blank"><b>kopi <strike>Luwak</strike> Arabika</b></a>. Buah kopi masak di musim kemarau, yakni antara bulan April sd Oktober. Oleh karena pembungaan tanaman kopi tidak serempak, waktu matang buah pun tidak akan bersamaan, sehingga panen buah dilakukan secara bertahap. Tahapan tersebut antara lain panen pendahuluan, panen raya, dan panen lelesan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Panen pendahuluan</b> dilakukan antara bulan Februari dan Maret. <b>Panen </b>pendahuluan sebetulnya dilakukan dengan tujuan agar penyebaran beberapa hama dan penyakit yang menyerang buah kopi dapat diminimalisasi, karena buah yang dipanen adalah buah kopi yang terserang hama dan penyakit, khususnya hama bubuk buah. Perlu diketahui bahwa, buah kopi yang terserang hama bubuk buah memiliki kenampilan yang tidak normal karena berwarna kuning sebelum waktunya. Buah kopi yang sudah dipetik, harus segera direbus dan dijemur untuk kemudia diolah secara kering.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Panen raya</b> dilakukan antara bulan Mei dan Juli. Panen ini dilakukan dengan memetik semua buah yang sudah berwarna merah. Penen raya berlangsung selama 4 sampai 5 bulan dengan intensitas 10 sampai 14 hari sekali. Pada panen ini, buah kopi yang masih berwarna hijau yang terbawa ketika panen wajib disortasi dan dipisahkan dari buah berwarna merah agar tidak menurunkan mutu buah kopi yang dihasilkan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Panen racutan</b> adalah <b>panen </b>yang dilakukan untuk mengambil semua buah kopi yang tersisa di pohon setelah panen raya dilakukan. Dalam praktiknya, panen racutan dilakukan dengan memetik semua buah, baik itu yang sudah berwarna merah matang maupun buah yang masih berwarna hijau. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Panen lelesan</b> adalah panen yang dilakukan dengan mengumpulkan semua buah kopi yang jatuh di sekitar pohon. Panen ini dilakukan agar buah kopi yang tersisa dikebun tidak dijadikan inang berbagai hama tanaman kopi seperti bubuk buah yang dapat menyerang pada panen kopi di tahun berikutnya.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-25327134801353139192014-08-03T16:35:00.002-07:002014-08-03T16:35:23.211-07:00Pengendalian Hama Penyakit Kakao secara Hayati dan Kultur Teknis [+ Gambar]<b>Tanaman kakao</b> adalah salah satu komoditas perkebunan yang dewasa ini telah secara luas dibudidayakan oleh petani tanah air. Tanaman kakao cenderung lebih disukai dibandingkan komoditas perkebunan populer lainnya seperti kelapa sawit dan karet, karena harga jual kakao cenderung lebih stabil. Kendati demikian, pada budidaya kakao, hama dan penyakit menjadi permasalahan tersendiri bagi para petani. Pemahaman teknik pengendalian berbagai jenis hama penyakit kakao juga belum begitu dipahami secara baik oleh petani. <a href="http://detiktani.blogspot.com/2014/08/pengendalian-hayati-hama-penyakit-kakao.html" target="_blank">Pengendalian hama penyakit kakao</a> cenderung dilakukan dengan teknik pengendalian kimia. Padahal teknik pengendalian tersebut selain membutuhkan biaya yang tinggi, keseimbangan agroekosistem di sekitar lahan pertanaman kakao dapat terganggu karenanya. Salah satu gangguan keseimbangan ekosistem yang paling merugikan adalah ikut terbunuhnya musuh alami dari hama penyakit kakao tersebut. Untuk menghindari hal ini, <b>teknik pengendalian hama penyakit kakao secara hayati</b> perlu diketahui dan diterapkan secara optimal oleh petani.<br />
<br />
Teknik <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/hama-dan-penyakit-tanaman-kakao.html" target="_blank">pengendalian hama penyakit kakao</a> secara hayati selain mudah dan murah, efektivitasnya juga sangat tinggi karena kemampuan agen hayati dalam melakukan misi pengendalian dapat berjalan secara terus menerus dan berkesinambungan. Perlu diketahui beberapa hama penyakit pada tanaman kakao antara lain busuk buah kakao, penggerek buah kakao, penghisap buah kakao, bajing dan binatang pengerat lainnya. Berikut ini saya jelaskan mengenai beberapa hama penyakit tersebut beserta cara pengendalian hayati dan kultur teknisnya.<br />
<br />
<h2>
Penyakit Busuk Buah Kakao</h2>
Busuk buah adalah salah satu penyakit kakao yang disebabkan oleh sebuah jamur bernama <i>Phythoptora palmivora</i>. Penyakit ini sering menyerang khususnya pada musim penghujan. Tanaman yang jarang dipangkas sehingga kondisi kebun menjadi lembab juga rentan terkena penyakit ini. Buah yang terinfeksi jamur P. palmivora terlihat hitam busuk dan berair seperti yang terlihat di gambar berikut:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEYCw_qp4Fmez5-KmiY6CROZKWH2XItNs6UFqlY3Fw90a27-HVPlEUpMvYB0dNOqWf37Cd3kg3V3Rok0UJFgsnc68RmpYw7t8s2dl-YAqGo3mOLTPMCA22UqY-l9LDfCAMhmRejrzE8E/s1600/penyakit+busuk+buah+kakao.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Penyakit Busuk Buah Kakao" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEYCw_qp4Fmez5-KmiY6CROZKWH2XItNs6UFqlY3Fw90a27-HVPlEUpMvYB0dNOqWf37Cd3kg3V3Rok0UJFgsnc68RmpYw7t8s2dl-YAqGo3mOLTPMCA22UqY-l9LDfCAMhmRejrzE8E/s1600/penyakit+busuk+buah+kakao.jpg" height="212" title="Penyakit Busuk Buah Kakao" width="320" /></a></div>
<br />
Penyakit ini dapat dilakukan dengan mengkondisikan agar keadaan kebun tidak gelap dan lembab. Kondisi kebun yang demikian sangat disukai jamur sehingga ia dapat tumbuh dengan baik. Cahaya matahari harus masuk ke bawah tajuk tanaman agar kelembaban kebun tidak terlalu tinggi. Pemangkasan tanaman dan pohon penaung adalah satu-satunya teknik yang dapat menciptakan kondisi tersebut. Selain itu kekebalan tanaman juga perlu ditingkatkan dengan melakukan pemupukan secara berimbang.<br />
<br />
<h2>
Hama Penggerek Buah Kakao</h2>
<b>Hama penggerek buah kakao</b> memiliki nama lain Conophomorpa cramerella. Serangga menyebabkan biji kakao menjadi dempet dan abnormal ini meletakan telur di dalam buah kakao. Telur yang menetas di dalam buah kemudian menggerek buah dari dalam. Serangan hama ini dapat diidentifikasi melalui penampilan buah yang kulitnya menguning secara tidak merata. Warna kuning pada buah berbeda dengan buah yang matang. Penampilan buah yang terserang penggerek buah dapat dilihat pada gambar berikut:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiehyphenhyphenHPXy5uuPogBe9vfJ-WyLZOXJAnDkkA0q2JriEotOqdIR0_IFkQ3ZCSCYdK72yrFf8xyxfK97uJWp4s3X2yPegpDagOWgNcpe_340VAI_Uw6eqXVmO3EN07lBQvHWIBoaIGjoX5RSI/s1600/hama+penggerek+buah+kakao.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hama Penggerek Buah Kakao" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiehyphenhyphenHPXy5uuPogBe9vfJ-WyLZOXJAnDkkA0q2JriEotOqdIR0_IFkQ3ZCSCYdK72yrFf8xyxfK97uJWp4s3X2yPegpDagOWgNcpe_340VAI_Uw6eqXVmO3EN07lBQvHWIBoaIGjoX5RSI/s1600/hama+penggerek+buah+kakao.jpg" height="212" title="Hama Penggerek Buah Kakao" width="320" /></a></div>
<br />
Sama seperti penyakit busuk buah, hama penggerek buah juga lebih rentan menyerang tanaman pada kondisi kebun yang lembab. Pemangkasan tajuk tanaman dan pohon penaung diperlukan untuk meminimalisasi tingkat serangan hama ini. Panen sering juga harus dilakukan untuk memutus siklus hidup C. Cramerella, selain dengan pemanfaatan semut hitam sebagai musuh alami hama ini. Perlu diketahui bahwa, hama penggerek buah kakao sangat tidak menyukai keberadaan semut hitam. Semut hitam mengeluarkan air seni yang terasa pedih bagi hama penggerek. Semut hitam dapat diundang dengan meletakan seresah daun kakao pada percabangan tanaman (jorquet).<br />
<br />
<h2>
Hama Penghisap Buah Kakao</h2>
<b>Hama penggerek buah kakao</b> memiliki nama lain Helopeltis sp. Hama yang bentuknya seperti nyamuk ini sering menyerang tanaman pada kondisi kebun yang gelap dan lembab. Serangan dilakukan dengan menghisap cairan yang terdapat pada buah kakao muda. Serangan tersebut menyebabkan kulit buah memiliki totol-totol hitam seperti pada gambar di bawah ini. Pada kondisi kebun yang lembab, serangan penghisap buah kakao juga dapat meningkatkan potensi serangan jamur penyebab busuk buah. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan tindakan yang sama seperti pada pengendalian hama penggerek buah kakao.<br />
<br />
<h2>
Bajing dan Hama Pengerat Lainnya</h2>
Bajing dan hama pengerat menyerang buah-buah yang sudah matang dengan cara menggerogotinya. Serangan bajing lebih sering ditemukan pada kebun yang letaknya dekat dengan tanaman inang bajing seperti pohon kelapa. Buah yang digerogoti hanya akan menyisakan sedikit biji dan ini sangat merugikan bagi kelangsungan usaha <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/klasifikasi-tanaman-kakao.html" target="_blank">budidaya tanaman kakao</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHUKnKVOcxd2aI0yOWZs8ZdENS-P3AnJ8X85Sj9j0KBzS4aQwHRUikZFw5UhNk0gxOPUIu4E_0T57KNFWtXXyNC9CDsr4zqGP76jnCIX_tUwCBfIYEoMilch16m7LuFApaTd-yF3xMJ2E/s1600/Hama+Bajing+Kakao.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengendalian Hama Penyakit Kakao secara Hayati dan Kultur Teknis [+ Gambar]" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHUKnKVOcxd2aI0yOWZs8ZdENS-P3AnJ8X85Sj9j0KBzS4aQwHRUikZFw5UhNk0gxOPUIu4E_0T57KNFWtXXyNC9CDsr4zqGP76jnCIX_tUwCBfIYEoMilch16m7LuFApaTd-yF3xMJ2E/s1600/Hama+Bajing+Kakao.jpg" height="212" title="Pengendalian Hama Penyakit Kakao secara Hayati dan Kultur Teknis [+ Gambar]" width="320" /></a></div>
<br />
Pengendalian hama bajing dan pengerat lainnya dilakukan dengan memusnahkan tanaman inang disekitar kebun kakao. Tanaman inang seperti kelapa dan jengkol harus ditebang agar perkembangbiakan hama tersebut dapat dihindari. Begitupun dengan tanaman perdu lainnya yang mungkin menjadi rumah bagi tikus dan hama pengerat lainnya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-51966107790505259772014-06-16T20:46:00.001-07:002014-06-16T20:49:17.410-07:00Pupuk Kaltim [LENGKAP] !!!<b><a href="http://detiktani.blogspot.com/">Pupuk Kaltim</a></b> merupakan salah satu perusahaan industri pupuk yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 5 unit pabrik urea dan amoniak, dimana semua pabrik tersebut terletak di Kota Bontang, Kaltim. Selain memproduksi urea dan amoniak, pupuk kaltim juga memiliki pabrik pupuk NPK yang tersebar di 3 kota yaitu Semarang, Surabaya, dan Bontang. <i>Pupuk Kaltim</i> juga memproduksi pupuk organik dibeberapa kota lain seperti Parepare, Lombok Timur, Banyuwangi, Demak, dan Badung.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVtgMfFdoaNaiK9-DhUSVLWZu6isY7UGMcWSCMsZD5BjI1SMHRxByhClmgEqQK40fiJ5RPlu9n-pg249XAQ9XN-TdXj8m_7eIWm_Ol5ru-z9cwVpCcm7PnPsHqYidr2qDkK65bEOa8wA_z/s1600/Pupuk+Kaltim.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pupuk Kaltim" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVtgMfFdoaNaiK9-DhUSVLWZu6isY7UGMcWSCMsZD5BjI1SMHRxByhClmgEqQK40fiJ5RPlu9n-pg249XAQ9XN-TdXj8m_7eIWm_Ol5ru-z9cwVpCcm7PnPsHqYidr2qDkK65bEOa8wA_z/s1600/Pupuk+Kaltim.jpg" title="Pupuk Kaltim" /></a></div>
<br />
<b>Sejarah Perusahaan Pupuk Kaltim</b><br />
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, sebuah proyek pabrik pupuk dirintis di Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan petani akan pupuk yang jumlahnya terus meningkat. Dalam proyek tersebut tepatnya tahun 1997, dibangunlah sebuah pabrik pupuk pada lahan seluas 439 hektar yang awalnya adalah areal hutan di <b>Kaltim</b>.<br />
<br />
Pembangunan pabrik <u>pupuk kaltim</u> tersebut kemudian diikuti oleh banyak proyek-proyek serupa lainnya. Secara berturut-turut, pembangunan proyek-proyek tersebut antara lain: Pabrik Pupuk Kaltim-2 (1982), Pabrik Pupuk Kaltim-3 (1986), Pabrik Pupuk Kaltim-4 (1999), dan Pabrik Pupuk Kaltim 5 (2012). Dari total keseluruhan pabrik tersebut, kapasitas produksi pupuk yang dihasilkan oleh Pupuk Kaltim mencapai 2,98 juta ton urea per tahun, 1,85 juta ton Amoniak per tahun, 350.000 ton pupuk NPK per tahun.<br />
<br />
<b>Produk-produk Pupuk Kaltim</b><br />
Dari keseluruhan produksi <b>Pupuk Kaltim</b>, secara spesifik terdapat 4 produk yang dihasilkan dari perusahaan milik BUMN ini. ke empat produk pupuk kaltim tersebut, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.<br />
<h3 style="text-align: center;">
DAFTAR PRODUK PUPUK KALTIM</h3>
<table bgcolor="white" border="1" bordercolor="black" id="Pupuk Kaltim" name="Pupuk Kaltim" style="width: 100%px;" title="Pupuk Kaltim">
<tbody>
<tr height="30px">
<th width="10%">No.</th>
<th width="30%">Produk Pupuk Kaltim</th>
<th width="60%">Keterangan</th>
</tr>
<tr>
<td align="center">1.</td>
<td>Pupuk UREA</td>
<td>Senyawa CO(NH3)2 yang digunakan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman yang dibuat dari urine, protein, dan fungi. Pupuk ini diproduksi dengan bentuk curah butiran.
</td>
</tr>
<tr>
<td align="center">2.</td>
<td>AMONIAK
</td>
<td>Senyawa NH3 yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk urea. Senyawa ini beraroma khas pesing.</td>
</tr>
<tr>
<td align="center">3.</td>
<td>NPK PELANGI
</td>
<td>Produk baru Pupuk Kaltim yang dibuat dengan banyak keunggulan. Pupuk ini mampu meningkatkan hasil produksi petani hingga 40%. Pupuk NPK Pelangi terbagi menjadi 4 sub-produk pupuk yaitu NPK Pelangi Unggul, NPK Pelangi Prima, NPK Pelangi Super, dan NPK Pelangi Maxi.
</td>
</tr>
<tr>
<td align="center">4.</td>
<td>ZEORGANIK </td>
<td>Produk Pupuk organik Pupuk Kaltimyang mengandung C-organik tinggi yang berfungsi memperbaiki sifat-sifat tanah.
</td>
</tr>
</tbody></table>
Demikianlah pembahasan mengenai <b><a href="http://detiktani.blogspot.com/2014/06/pupuk-kaltim.html" id="Pupuk Kaltim" name="Pupuk Kaltim" title="Pupuk Kaltim">pupuk Kaltim</a></b> yang kami himpun dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat bagi Anda. Kami mohon agar artikel ini dapat dishare melalui jejaring sosial. Terimakasih.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="350" id="Pupuk Kaltim" name="Pupuk Kaltim" src="//www.youtube.com/embed/VUVNKNrviMQ?feature=player_detailpage" title="Pupuk Kaltim" width="554"></iframe>Teguhhttp://www.blogger.com/profile/16488284402900137416noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-38296373652903268102014-01-08T05:26:00.001-08:002014-09-23T06:30:02.437-07:00Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun<b>Jenis-Jenis Pupuk Daun</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pupuk daun</b> saat ini, sudah menjadi pupuk yang akrab dengan petani. Hal ini karena beberapa keuntungan pupuk daun sudah dirasakan berguna bagi keberlangsungan usaha budidaya pertanian. Di pasaran, pupuk daun diperdagangkan dengan bentuk dan jenis yang bermacam-macam. Jika tidak jeli, kita akan dibuat bingung dalam menentukan pilihan produk pupuk daun mana yang akan dibeli. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pupuk daun</b> dipasaran dijual dengan 2 fase, yakni pupuk daun padat dan pupuk daun cair. Pupuk daun cair berupa cairan pupuk pekat yang diencerkan untuk kemudian disemprotkan ke daun tanaman. Contoh sederhana pupuk daun cair di pasaran adalah pupuk Metalik, Bayfolan dan Biolan. Sedangkan pupuk daun padat adalah pupuk daun yang berupa kristal halus dan atau tepung yang dalam aplikasinya juga diencerkan terlebih dahulu menggunakan pelarut untuk kemudian diseprotkan ke tanaman. Contoh sederhana pupuk daun padat di pasaran adalah pupuk Gandasil, Growmore, dan Gandapan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan bahan pembentuknya, <b>pupuk daun</b> juga dibagi ke dalam 2 jenis. Pertama adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan anorganik dan yang kedua adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan organik. Pupuk daun anorganik biasanya tersedia banyak jumlah dan jenisnya di toko obat. Pupuk daun organik dapat diproduksi sendiri dari bahan-bahan anorganik seperti air seni hewan yang telah difermentasi, ekstraksi limbah organik, dan lain-lain.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan <b>kandungan haranya pupuk daun</b> dibagi ke dalam 3 jenis, yakni pupuk daun yang mengandung hara makro, pupuk daun yang mengandung hara mikro, dan pupuk daun yang mengandung hara makro dan mikro secara bersamaan.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieZju_YAzphaUiVpmlKcixDRwNHh_KYzvROjw62x__CMbl72LljOhqtDsnggTnoYmTDrYr26db5yc7Rvwl-igqOiW23Chf3vZYleU_EY9-sWG1tlIP625ZMgvK3acXCogv_sYuWy7ZRU4/s1600/Pupuk+Daun.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieZju_YAzphaUiVpmlKcixDRwNHh_KYzvROjw62x__CMbl72LljOhqtDsnggTnoYmTDrYr26db5yc7Rvwl-igqOiW23Chf3vZYleU_EY9-sWG1tlIP625ZMgvK3acXCogv_sYuWy7ZRU4/s1600/Pupuk+Daun.png" title="Pupuk Daun" /></a></div>
<br />
<b>Cara Pemakaian Pupuk Daun</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam <b>mengaplikasikan pupuk daun</b> ke tanaman, kita membutuhkan alat semprot atau sprayer agar kemudahan, efektivitas, dan efisiensi penggunaan <a href="http://pupuklopedia.blogspot.com/" target="_blank">pupuk</a> ini dapat optimal. Tidak seperti pupuk akar, aplikasi pupuk daun dilakukan dengan terlebih dahulu mengencerkan pupuk ini pada pelarut hingga konsentrasi tertentu yang telah dianjurkan. Pengenceran dilakukan di dalam sebuah wadah dan di aduk hingga merata sama seperti pengenceran yang dilakukan pada aplikasi pestisida. Setelah pupuk daun diencerkan dengan merata, larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam tangki semprot untuk kemudian di semprotkan ke daun tanaman.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam kegiatan penyemprotan, ada satu hal yang umumnya tidak dipahami oleh petani. Hal tersebut adalah mengenai letak atau bagian daun yang disemprot. Kebanyakan petani mengaplikasikan pupuk daun dengan cara menyemprotkannya pada bagian daun yang menghadap ke atas. Hal ini dipilih karena dari segi aplikasinya, cara ini lebih mudah diterapkan. Padahal sebetulnya, untuk memperoleh hasil yang optimal dari pemupukan dengan pupuk daun, bagian daun yang disemprot adalah helaian daun yang menghadap ke bawah. Helaian daun yang menghadap ke bawah adalah bagian daun yang memiliki jumlah stomata yang terbanyak dan seperti yang kita ketahui bahwa <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/06/pupuk-daun-dan-kegunaannya.html" target="_blank">pupuk daun</a> diserap oleh tanaman melalui stomata yang terdapat di daun.- <a href="http://kopiluwakasli99.blogspot.com/" target="_blank">kopi luwak asli</a></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-53220530001223338442013-11-22T10:47:00.001-08:002013-11-22T10:47:49.047-08:00pH Tanah Pertanian dan Cara Mengukurnya<b>Reaksi (pH) tanah pertanian</b> didefinisikan sebagai negatif logaritma dari keaktifan konsentrasi ion hidrogen. Reaksi pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan H+ dalam tanah, makin rendah pH tanah dan makin tinggi kepekatan H+ dalam tanah makin tinggi pH tanah tersebut. Berkaitan dengan nilai pH, maka diperoleh tiga reaksi yang mungkin terjadi pada tanah tersebut, yaitu : asam, netral, dan basa. Reaksi tanah disebut asam jika nilai pH < 7, netral jika pH = 7, dan basa jika nilai pH > 7. pH tanah untuk tanah pertanian umumnya berkisar antara 4 hingga 8. Reaksi keasamn (pH) tanah digunakan sebagai ukuran tingkat keasamn tanah, yang dibedakan sebagai keasaman aktif (riil) dan keasaman potensial (cadangan).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXVREWNMVhRpRfkjBEicg1-3cu7cYdqj8XfavuAWqXWK4gsW8sgTEAznejFYvOlFEt3Vmbcwr3sQRQLOLV2WquQVbMC217IEFWCPl1hTEAJP_iM-lU5aycYzl6pr5GEyqLL56qfjTArtI/s1600/pH+Meter.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXVREWNMVhRpRfkjBEicg1-3cu7cYdqj8XfavuAWqXWK4gsW8sgTEAznejFYvOlFEt3Vmbcwr3sQRQLOLV2WquQVbMC217IEFWCPl1hTEAJP_iM-lU5aycYzl6pr5GEyqLL56qfjTArtI/s1600/pH+Meter.png" /></a></div>
<br />Keasaman aktif diakibatkan oleh ion H+ bebas yang ada dalam larutan tanah, sedangkan keasaman potensial diakibatkan oleh H+ dan Al 3+ yang terjerap pada permukaan kompleks sekitar jerapan. Berturut-turut dapat ditetapkan pada larutan KCl 1 N. Penetapan pH tanah menjadi hal yang sangat penting dalam analisis tanah. Masalah utama dalam pengukuran pH tanah bukan masalah suatu tanah itu asam atau basa, akan tetapi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman.<br /><br />Setiap jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap ph atau reaksi keasaman tanah. <u><b>Pengaruh pH tanah</b></u> baik secara langsung dan tidak langsung terhadap akar serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti. Buruknya pertumbuhan tanaman pada tanah yang ber- pH rendah dapat disebabkan oleh :<br />1. Perusakan langsung oleh H+<br />2. Terganggunya serapan Ca dan N<br />3. Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman<br />4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta<br />5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg, dan K.<br /><br />Tingkat <a href="http://detiktani.blogspot.com/" target="_blank">keasaman tanah (pH)</a> yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini karena unsur hara mikro seperti Zn, Cu, B, Fe dan Mn menjadi kurang tersedia bagi tanaman sedangkan P diendapkan oleh Ca. <br /><br />Untuk mengetahui tingkat keasaman tanah (pH tanah) terdapat dua metoda yang dilakukan, yaitu cara kalorimetri yang berdasarkan warna dan pH meter. Penetapan pH dengan indikator warna dilakukan dengan alat indikator seperti kertas lakmus. Metode ini biasanya dilakukan di lapangan. Penetapan dengan pH meter biasa dilakukan di laboratorium dan nilai yang didapat biasanya lebih akurat jika dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan berdasarkan warna pada <i>tingkat keasaman (pH) tanah pertanian</i>.<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-89277955289015860792013-11-19T04:39:00.002-08:002013-11-19T04:39:31.125-08:00Syarat Tumbuh Tanaman Cengkeh<div style="text-align: justify;">
<b>Syarat tumbuh tanaman cengkeh</b> adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya komoditas <a href="http://detiktani.blogspot.com/" target="_blank">perkebunan </a>yang dewasa ini kian banyak diusahakan oleh petani di tanah air. Tanaman yang berasal dari kepulauan Maluku ini cocok dan dapat tumbuh di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Syarat tumbuh tanaman ini sebenarnya hampir sama dengan tanaman petai, oleh karena itu jika di suatu daerah tanaman petai tumbuh dengan baik, maka daerah tersebut juga akan cocok untuk ditanami cengkeh. Kendati demikian, secara rinci syarat tumbuh tanaman cengkeh dapat dijelaskan melalui pembahasan berikut:</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0g3ClPx66YOk-k3IJqOmlm0LAa4K01vYZIwhrwoSdR3Bn-VTt9PhmCZgE5eycsdlVv7Gijyss7fCSxsIrHqhAtPQk1_wUtqgJzyQ6Co6Dng9smTVMaRDyxJI4CUbQY_AeJZPWXtq9BK4/s1600/cengkeh+cengkih.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="1" height="366" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0g3ClPx66YOk-k3IJqOmlm0LAa4K01vYZIwhrwoSdR3Bn-VTt9PhmCZgE5eycsdlVv7Gijyss7fCSxsIrHqhAtPQk1_wUtqgJzyQ6Co6Dng9smTVMaRDyxJI4CUbQY_AeJZPWXtq9BK4/s640/cengkeh+cengkih.jpg" width="621" /></a></div>
<br />
<b>Tanah</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Tanaman cengkeh dapat tumbuh</u> pada tanah laterit dan tanah aluvial. Struktur tanah yang dikehendaki adalah tanah-tanah yang gembur dengan kedalaman tanah (solum) yang dalam. Tanah yang memiliki drainase dan aerasi yang baik seperti <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Tanah/%22?max-results=7" target="_blank">tanah </a>berpasir sangat cocok ditanami cengkeh. Karena cengkeh tergolong tanaman dikotil yang sistem perakarannya akar tunggang, ia menghendaki kedalaman tanah optimal antara 2 sampai 3 meter. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Tanaman cengkeh tumbuh dengan baik</i> pada tanah yang memiliki tingkat keasaman 4,5 sampai 7. Tanah-tanah dengan tingkat keasaman kurang 4,5 biasanya memiliki drainase yang buruk dengan kadar air tanah yang tinggi dapat menyebabkan pembusukan akar cengkeh. Sedangkan tanah-tanah yang alkalis atau tingkat keasamannya lebih dari 7 biasanya memiliki tingkat porositas yang tinggi. Tanah semacam ini umumnya memiliki kadar air tanah yang rendah sehingga dapat menyebabkan tanaman cengkeh mati kekeringan.</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tanaman cengkeh adalah tanaman yang sangat sensitif terhadap keadaan kadar air tanah. Keadaan ini menyebabkan drainase menjadi amat penting pada faktor tanah guna menunjang keberlangsungan usaha budidaya tanaman cengkeh. Oleh karena itulah cengkeh menghendaki tanah dengan tingkat kemiringan lahan (topografi) 0 sampai 50 persen (0 sd 45 derajat) agar jika hujan air tanah dapat tetap stabil. Pada tanah-tanah datar (tingkat kemiringan 0) kadar air tanah dapat dikendalikn melalui pembuatan rorak.</div>
<br />
<b>Iklim</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Tanaman cengkeh tumbuh optimal pada daerah-daerah tropis antara 20o LU hingga 20o LS yang suhunya optimal untuk pertumbuhan tanaman cengkeh yakni antara 21 sampai dengan 35 derajat Celcius. Tanaman cengkeh menghendaki iklim lembab dan panas dengan musim kemarau yang relatif pendek. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tanaman dipanen bunganya ini dapat tumbuh pada elevasi antara 0 sampai 900 meter di atas permukaan laut, dan tumbuh optimal pada 200 sampai 300 meter di atas permukaan laut. <b>Tanaman yang menghendaki iklim</b> dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun ini, tidak tahan terhadap musim kemarau yang berkepanjangan. </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-43782293961253980682013-08-06T10:27:00.000-07:002013-08-06T10:27:16.171-07:00Evaluasi Kesesuaian Lahan<div style="text-align: justify;">
<b><u>Evaluasi lahan</u> </b>adalah proses dalam menduga klas <u>kesesuaian lahan</u> untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun untuk kegunaan lainnya. Klas kesesuaian lahan suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya menentukan dan mencocokan antara sifat fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah, dan terrain (topografi, relief, batuan di permukaan dan di dalam penampang tanah, singkapan batuan, hidrologi, dan persyaratan tumbuh tanaman). </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisysV9GrUILMgU0UsI85bF0_JHK3QrJR32PrNS-sm2rujeyCBfaOigAnUXv76H0of_0xXT2iCAcRC8XWMabYW4_MNZ-qqCARaL0zTf_iLB_9yRe2tDLRK-LIzO9o8Bd10tzyVv7n_09ng/s1600/Survei+Lahan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt=" Evaluasi Kesesuaian Lahan" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisysV9GrUILMgU0UsI85bF0_JHK3QrJR32PrNS-sm2rujeyCBfaOigAnUXv76H0of_0xXT2iCAcRC8XWMabYW4_MNZ-qqCARaL0zTf_iLB_9yRe2tDLRK-LIzO9o8Bd10tzyVv7n_09ng/s1600/Survei+Lahan.jpg" title=" Evaluasi Kesesuaian Lahan" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Penggunaan dan pemanfaatan lahan yg optimal sesuai dengan daya dukungnya dapat dilakukan bila tersedia informasi mengenai kesesuaian lahan di masing-masing wilayah bersangkutan.</div>
<b><br /></b>
<b>Pengertian Lahan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Lahan adalah</u> bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik (iklim, topografi/relief, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Dalam survai dan pemetaan sumberdaya alam, bagian lahan yang satu dengan lainnya dibedakan perbedaan sifat-sifat iklim, landform, tanah dan atau hidrologi sehingga terbentuk satuan-satuan lahan. Untuk keperluan evaluasi lahan sifat fisik lingkungan dirinci ke dalam kualitas lahan, dan kualitas lahan biasanya terdiri dari satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristics)</div>
<br />
<b>Kualitas Lahan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Kualitas lahan</u> adalah sifat-sifat atau atribut yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas mempunyai performance yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu. Kualitas lahan berperan positif apabila sifatnya menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya, kualitas lahan bisa bersifat negatif bila keadaannya akan merugikan (berkendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga merupakan faktor pembatas. Kualitas lahan bisa berpengaruh terhadap lebih dari satu jenis penggunaan.</div>
<b><br /></b>
<b>Evaluasi Lahan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Evaluasi lahan</u> pada skala kecil (tinjau skala 1:250.000) dengan skala besar (tingkat detail skala 1 : 10.000) perlu dipertimbangkan jumlah dan macam kualitas, serta karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter. Menurut FAO (1983), kualitas lahan yang berpengaruh terhadap produksi dipengaruhi oleh beberapa sifat tanah di antaranya:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Kelembaban</li>
<li>Ketersediaan hara</li>
<li>Ketersediaan oksigen di zona perakaran</li>
<li>Media untuk perkembangan akar (sifat fisik dan morfologi tanah)</li>
<li>Kondisi untuk pertumbuhan (tanah dan iklim)</li>
<li>Salinitas dan alkalinitas</li>
<li>Kemudahan diolah (sifat fisik tanah)</li>
<li>Toksisitas (Al dan FeS )</li>
<li>Resistensi terhadap erosi</li>
<li>Bahaya banjir (frekuensi dan periode banjir)</li>
<li>Temperatur</li>
<li>Energi radiasi dan foto periode</li>
<li>Bahaya unsur-unsur iklim terhadap pertumbuhan tanaman</li>
<li>Kelembaban udara </li>
<li>Periode kering untuk pemasakan tanaman</li>
<li>Varietas tanaman dan hama penyakit</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan yang menentukan dan berpengaruh terhadap manajemen dan masukan yang diperlukan adalah:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Tanaman berpengaruh terhadap mekanisasi, dan atau pengelolaan lahan secara praktis (teras, alley cropping dsb), konstruksi dan pemeliharaan jalan penghubung.</li>
<li>Ukuran dari unit potensial atau blok area/lahan pertanian.</li>
<li>Lokasi dalam hubungannya untuk persediaan sarana produksi (input), dan pemasaran hasil (aspek ekonomi) </li>
</ol>
<br />
<b>Karakteristik Lahan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Karakteristik lahan</u> adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi (ex. Slope, CH, tekstur, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif dsb.). Setiap peta tanah yang dihasilkan dari survei sumber daya lahan, karakteristiknya dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya yang merupakan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluiasi lahan biasanya mempunyai interaksi satu sama lain. (misalnya ketersediaan air yang berkaitan dengan bulan kering dan CH rata-rata tahunan; tetapi air dapat diserap akar. Penentuan nilai karakteristik lahan yang berhubungan dengan sifat tanah disesuaikan dengan sifat tanaman yang dievaluasi. Untuk kualitas retensi hara, karena sifatnya mudah diatasi tidak merupakan pembatas utama, sehingga hasil penilaian tidak akan menjatuhkan pada kelas N (tidak sesuai). </div>
<br />
<b>Kesesuaian Lahan dan Tipe Penggunaannya</b><br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Kesesuaian Lahan</u> (land suitability) adalah kecocokan lahan untuk penggunaan tertentu (contohnya lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau semusim.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tipe Penggunaan lahan (land utilization type) adalah jenis-jenis penggunaan lahan yang diuraikan secara lebih detail karena menyangkut pengelolaan, masukan yang diperlukan dan keluaran yang diharapkan secara spesifik. </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-17823182636589989002013-07-24T11:48:00.001-07:002013-07-24T11:48:15.972-07:00Produksi Bibit Kelapa Kopyor dengan Kultur Embrio<div style="text-align: justify;">
Saat ini kebutuhan <b>kelapa kopyor</b> dicukupi dari pohon-pohon kelapa tertentu yang sebagian buahnya kopyor. Jenis pohon kelapa demikian menghasilkan buah normal dan sebagian kecil dari buah yang dihasilkan tersebut termasuk buah kelapa kopyor. Secara alami, embrio buah kelapa kopyor tidak dapat tumbuh menjadi pohon kelapa. Untuk memperoleh <b>bibit kelapa kopyor</b>, dipergunakan bibit berupa buah kelapa yang diambil dari pohon kelapa yang buahnya sebagian kopyor. Bibit ini kelak akan menjadi pohon kelapa yang menghasilkan presentase buah kelapa kopyor sekitar 2,1% sampai 15% dari total jumlah seluruh buah, kendati idealnya memang diharapkan buah kopyor dari pohon tersebut bisa mencapai 100%.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTC6FpDp3oNnBs1LoqChuCCnxpjTUdqCRVuZCiM9a-FNC2mIJUU2c9lcOt9sjYYRPxcJLmIhbHJ1X_6_gFif4gGZEOQWFYQLdYagMYb6MtmhfOEQ0BBr6v9QzShYuu0drFBbpTCgaTwHk/s1600/Kultur+Embrio+Kelapa+Kopyor.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTC6FpDp3oNnBs1LoqChuCCnxpjTUdqCRVuZCiM9a-FNC2mIJUU2c9lcOt9sjYYRPxcJLmIhbHJ1X_6_gFif4gGZEOQWFYQLdYagMYb6MtmhfOEQ0BBr6v9QzShYuu0drFBbpTCgaTwHk/s1600/Kultur+Embrio+Kelapa+Kopyor.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk memperoleh bibit kelapa yang presentase buah kopyornya tinggi,digunakan teknologi <b>kultur embrio kelapa kopyor</b>. Kekopyoran yang terdapat pada suatu buah kelapa ternyata bersifat genetik. Jadi kalau orang berhasil menumbuhkan <b>embrio </b>dari buah kelapa kopyor, buah tersebut akan menghasilkan atau berbuah kopyor dengan persentase yang tinggi. Kegagalan tumbuhnya embrio kelapa kopyor adalah akibat dari abnrmalitasnya daging buah (endosperm) kelapa kopyor tersebut. Daging buah kelapa kopyor cepat membusuk setelah tua, sehingga embrio pun gagal tumbuh karena tak memiliki persediaan makanan. Jadi dalam kultur embrio kelapa kopyor, embrio harus terlebih dahulu disapih dari buahnya lalu ditumbuhkan dalam media buatan sebagai pengganti makanan alamiahnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebagai bahan tanam pada <u><b>kultur embrio kelapa kopyor</b></u>, embrio kelapa kopyor harus diambil dengan hati-hati dari buah kelapa kopyor, embrio ini kemudian disterilkan dalam larutan kalsium hipoklorit 5% selama 10 menit, lalu dicuci dengan aquades steril hingga 3 kali. Embrio ini kemudian siap untuk dikulturkan. Embrio dapat dikulturkan dalam dua tahap, yakni tahap cair dan tahap padat. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengkulturan embrio kelapa kopyor tersebut, silakan baca artikel kami yang berjudul teknik pengkulturan kelapa kopyor.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-25027585511728747652013-07-19T10:41:00.000-07:002013-07-19T10:41:47.400-07:00Pupuk Majemuk NP (Nitrogen dan Posfor)<div style="text-align: justify;">
Pupuk NP adalah salah satu pupuk majemuk yang mengandung dua unsur hara makro berupa nitrogen dan posfor. Pupuk ini dapat dibuat sendiri dengan mencampurkan pupuk nitrogen dan pupuk posfor atau juga dapat diperoleh dengan membeli beberapa jenis pupuk NP yang memang sudah banyak tersedia di pasaran. Jenis-jenis pupuk NP tersebut antara lain pupuk Diamonium-fosfat (DAP), pupuk Amafos, pupuk Supertikfos, dan pupuk leunafos.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://detiktani.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguqJbqcFh71KEfZpdel2qPGAJBFYXQS3CNUEWLlBLyhPLmO_Oa0ztAggq9M78X4tbHDKvfITv8hfRZqXSSX4FpNElVQbuoiDIsVgTDcnOMZC4G3xOHiJr-XjSHQoTlvgJB21pvfo9ccj0/s1600/Pupuk+Diamonium-Fosfat+%2528DAP%2529+-+Majemuk+NP.jpg" /></a></div>
</div>
<b>Pupuk Diamonium-Fosfat (DAP)</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pupuk Diamonium-Fosfat (DAP) adalah salah satu pupuk majemuk NP yang saat ini paling banyak diminati oleh kalangan petani Indonesia. Pupuk ini sering digunakan sebagai pupuk susulan untuk menanggulangi masalah ketidakmerataan pemberian pupuk di lahan budidaya. Pupuk yang diproduksi oleh PT Pupuk Sriwijaya ini memiliki kandungan hara Nitrogen dan Posfor yang cukup besar, yakni N sebesar 18% dan P2O5 sebesar 46%. Sifat pupuk Diamonium-Fosfat (DAP) bersifat mudah larut dalam air dan bereaksi netral pada tanah.</div>
<br />
<b>Pupuk Amafos</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pupuk Amafos adalah pupuk majemuk NP yang dibuat dari bahan utama berupa monoamonium-fosfat. Bentuk pupuk amafor berupa granul (butiran) dengan warna abu-abu muda. Pupuk amafos di pasaran dapat dijumpai dalam 2 bentuk yakni Amafos A yang mengandung hara N sebesar 11% dan P2O5 sebesar 48% (lazim disebut sebagai pupuk NP 11-48-0), serta Amafos B yang mengandung hara N sebesar 16,5% dan hara P2O5 sebesar 20% (lazim disebut sebagai pupuk NP 16,5-20-0). Kedua jenis pupuk ini bersifar mudah larut di dalam air dan tidak higroskopis. Pupuk Amafos dapat digunakan sebagai pengganti pupuk ZA dan DS karena kandungan haranya yang hampir sama.</div>
<br />
<b>Pupuk Supertikfos</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pupuk Supertikfos adalah pupuk majemuk NP yang juga dikenal dengan sebutan SS. Pupuk ini memiliki kandungan hara yang hampir sama dengan pupuk Amafos B.</div>
<br />
<b>Pupuk Leunafos</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pupuk Leunafos adalah pupuk majemuk NP yang juga dikenal dengan nama diamonium-fosfat-sulfat. Pupuk ini memiliki kandungan hara N sebesar 20% dan kandungan hara P2O5 sebesar 20%. Pupuk ini bersifat mudah larut dalam air. </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-28484463439327550562013-07-18T15:35:00.004-07:002013-07-18T15:37:11.726-07:00Panen Kacang Tanah<div style="text-align: justify;">
<b>Panen kacang tanah</b> dilakukan bila 75% polong telah tua. Polong kacang tanah yang sudah tua ditandai dengan biji kacangnya yang telah terisi penuh, kulit polong berwarna hitam dan menjadi keras, kulit biji tipis dan mudah dikelupas, serta kadar air biji polong turun hingga 25%, panen kacang tanah biasanya sudah dapat dilakukan pada usia 90 sd 100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Pangan/%22?max-results=7" target="_blank">Kacang tanah </a>yang terlambat dipanen dapat mengakibatkan biji berkecambah dan polongnya mudah terlepas saat dicabut. Sedangkan kacang tanah yang terlalu cepat dipanen akan mengakibatkan polong yang dipanen memiliki kadar air yang tinggi sehingga mudah keriput bila dikeringkan. Biji yang belum tua tidak baik jika digunakan sebagai benih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://detiktani.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3aVgliDlUs_-SUig8PiUzZ-sQBQfzQaV-KeKHkmpjuHI_aAp6GLBGJDBOc2om6Bjyu3_pOHAx7V5nLMpDhPw8rQ6Q-ftYb3tl2qTfZZ4wou5VY0-3GBUFgDQm-wpoUDxlRwSsUpwYSlQ/s1600/Panen+Kacang+Tanah.png" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<u>Panen kacang tanah</u> sebaiknya dilakukan dengan membalik tanah di daerah sekitar polong sehingga polong terangkat ke atas. Pembalikan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul, bajak, atu kultivator. Polong yang terangkat ke atas tersebut kemudian dipetik satu persatu. Panen yang dilakukan dengan cara mencabut tanaman kurang baik dilakukan karena akan banyak polong yang tertinggal di dalam tanah. Jumlah polong yang tertinggal tersebut dapat mencapai 25% dari total jumlah polong yang seharusnya dapat dipanen. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kacang tanah yang dipanen pada tanah yang gembur atau pada penanaman yang dibuat semacam bedengan akan lebih mudah dilakukan. Pada lahan dengan tanah yang kering, <b>panen</b> akan lebih sulit karena tanah akan padat dan mengikat polong-polong di dalam tanah. Panen pada lahan yang demikian harus disiasati melalu pengairan beberapa saat.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kacang tanah</b> yang telah dipanen sebaiknya segera dipetik dan dijemur hingga kering. Polong muda, busuk, polong yang pecah, termakan hama, dan yang sudah berkecambah harus disortasi dan dipisahkan. Sortasi polong selain dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil panen, juga dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi cendawan pembusuk penyebab <b>aflatoxin</b>. </div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-31843603866092599732013-07-17T15:50:00.001-07:002013-07-17T15:50:05.104-07:00Kahat Nitrogen pada Tanaman Kedelai<div style="text-align: justify;">
Nitrogen adalah komponen utama penyusun protein (asam amino), enzim, klorofil, enzim, dan vitamin pada tanaman. Nitrogen oleh tanaman diserap dalam bentuk nitrit (NH3) dan Amonium (NH4). Nitrogen merupakan unsur yang mudah ditranslokasikan (mobile) ke seluruh bagian tubuh tanaman. Oleh karena itu gejala kekahatan nitrogen akan nampak pada daun-daun tua. Kekahatan nitrogen pada tanaman kedelai muda, menunjukan gejala daun berwarna hijau pucat dan berangsur-angsur menjadi kuning pucat pada kondisi kekahatan yang berat. Sedangkan pada tanaman kedelai tua, kekahatan Nitrogen akan menunjukan gejala berupa menguningnya daun tanaman bagian bawah dan pada keadaan kekahatan yang parah, daun-daun tersebut kemudian akan gugur.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5HoguOQSXZXbyNSW6t6lVXSMBAjEAAT0nYBrRJAywcCuJ7b6PGjlty41R10O7C2Qg3Zks-XJuk0ZkNbuOlt5QsrXxHdimbt29Q1JhsJpacBvHHKWNgzkLpsF3T8TMB0-kOqERGZbPYqM/s1600/Kahat+Nitrogen+Kedelai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Nitrogen adalah komponen utama penyusun protein (asam amino), enzim, klorofil, enzim, dan vitamin pada tanaman." border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5HoguOQSXZXbyNSW6t6lVXSMBAjEAAT0nYBrRJAywcCuJ7b6PGjlty41R10O7C2Qg3Zks-XJuk0ZkNbuOlt5QsrXxHdimbt29Q1JhsJpacBvHHKWNgzkLpsF3T8TMB0-kOqERGZbPYqM/s1600/Kahat+Nitrogen+Kedelai.jpg" title="Nitrogen adalah komponen utama penyusun protein (asam amino), enzim, klorofil, enzim, dan vitamin pada tanaman." /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Secara umum, kahat nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil, batang tanaman menjadi berwarna kemerah-merahan, perkembangan polong kedelai terhambat, daun menguning dan berdinding tebal sehingga daun tersebut menjadi kasar, keras, dan berserat.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kekahatan nitrogen sangat sering terjadi umumnya pada budidaya kedelai di lahan yang memiliki <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Tanah/%22?max-results=7" target="_blank">tanah </a>bertekstur pasir dan tanah-tanah yang memiliki derajat kemasaman (pH) rendah. Pada tanah-tanah yang demikian, aktivitas mikroorganisme tanah terutama mikroorganisme yang berfungsi sebagai <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/mekanisme-penambatan-nitrogen-dalam.html" target="_blank">penambat nitrogen</a> menjadi terhambat. Karena perlu diketahui bahwa tanaman kedelai mampu memfiksasi nitrogen dari udara sebanyak 46 kg N per hektar. Jumlah penambatan nitrogen dari udara tersebut telah mencukupi ½ kebutuhan nitrohen selama hidupnya. <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/pembentukan-simbiosis-antara-rhizobium.html" target="_blank">Penambatan nitrogen</a> dari udara dibantu oleh adanya bakteri rhizobium pada bintil akar tanaman kedelai. Pada lahan-lahan yang sebelumnya pernah ditanami kedelai, umumnya memiliki populasi rhizobium alami yang tinggi.</div>
<br />
Pada tanah-tanah yang memiliki kandungan N-total sebanyak < 0,1%, tanaman kedelai harus dipupuk dengan dosis antara 23 sd 35 kg N tiap hektarnya. Pemupukan tersebut lebih diprioritaskan pada saat tanaman masih dalam fase vegetatif (tanaman masih muda). Pada fase generatif (tanaman mulai membentuk polong), kandungan Nitrogen sebesar 4,01 % pada daun muda yang sudah terbuka dianggap cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan polong kedelai.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-8997360016450860172013-07-17T08:09:00.005-07:002013-07-17T08:09:59.947-07:00Herbisida Sistemik dan Herbisida Kontak<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan<b> tipe translokasi </b>dalam tubuh gulma, herbisida dibedakan menjadi herbisida kontak dan herbisida sistemik.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Herbisida kontak</b> adalah <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/06/penggolongan-herbisida.html" target="_blank">herbisida </a>yang dapat mengendalikan gulma dengan cara mematikan bagian gulma yang terkena atau terkontak langsung dengan herbisida. Herbisida <b>kontak </b>tidak ditranslokasikan atau tidak diserap dan dialirkan dalam tubuh <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/alang-alang-imperata-cylindrica.html" target="_blank">gulma</a>. Semakin banyak bagian gulma yang berkontak langsung dengan herbisida, akan semakin baik dan efektif penggunaan herbisida kontak. Oleh sebab itulah, maka herbisida ini sering diaplikasikan dengan jumlah larutan semprot yang banyak yakni antara 600 sd 800 liter per ha dengan tujuannya adalah agar seluruh permukan gulma terbasahi. Herbisida kontak kurang efektif jika diaplikasikan untuk mengendalikan gulma yang mempunyai organ perbanyakan di dalam tanah, seperti teki dan alang-alang. Hal tersebut dikarenakan bagian tanaman di dalam tanah tidak akan mati. Herbisida kontak memiliki kelebihan berupa daya kerjanya yang lebih cepat terlihat. Herbisida kontak umumnya diaplikasikan sebagai herbisida pasca tumbuh melalui tajuk gulma.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/06/penggolongan-herbisida.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Herbisida Sistemik dan Herbisida Kontak" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCefcJA0xgKa55ncUGCm0nBOKEkSAyl6e1ZqXFCt_SA36IFA8_R7gplB0NBVzBwr2DGWgv6ThLRJd4zzMxzFW3TdrP0UJdzsP7zIB3IXXDUEieHvbtA9UC0hohbLsHIQW0tR-ABhFQPU/s1600/Herbisida.jpg" title="Herbisida Sistemik dan Herbisida Kontak" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Herbisida sistemik</b> adalah <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/klasifikasi-herbisida-menurut-waktu.html" target="_blank">herbisida </a>yang dialirkan atau ditranslokasikan dari bagian tubuh <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/alang-alang-imperata-cylindrica.html" target="_blank">gulma </a>yang terkontak pertama kali ke seluruh bagian gulma tersebut. Translokasi biasanya akan menuju titik tumbuh karena pada bagian tersebut metabolisme tumbuhan paling aktif berlangsung. Herbisida ini dapat diaplikasikan melalui tajuk atau melalui tanah. Herbisida <u><b>sistemik </b></u>diaplikasikan melalui tajuk seperti herbisida glifosat, sulfosat, dan 2,4-D ester berlangsung secara simplatik atau melalui jaringan hidup dengan pembuluh utama floem bersamaan dengan translokasi fotosintat. Sedangkan herbisisda sistemik yang diaplikasikan melalui tanah seperti ametrin, atrazin, metribuzin, 2,4-D amin, dan diuron, ditranslokasikan secara apoplastik atau melalui jaringan mati dengan pembuluh utama xilem bersama aliran masa gerakan air dan hara dari tanah ke daun dengan bantuan proses transpirasi. Herbisida sistemik ada yang bersifat selektif seperti ametrin, 2,4-D, diuron, dan klomazon, ada juga yang bersifat nonselektif seperti glifosat, sulfosat, dan imazapir.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-69307863457182598202013-07-17T05:36:00.004-07:002013-07-17T05:36:34.792-07:00Pengendalian Gulma secara Hayati<div style="text-align: justify;">
Pengendalian gulma secara hayati bertujuan untuk menekan populasi gulma dengan memanfaatkan organisme hidup baik itu hewan seperti serangga kumbang, ternak, mikroba, dan ikan, ataupun organisme hidup tersebut berupa tumbuhan seperti Mucuna bracteata, dan berbagai jenis tanaman penutup tanah (LCC) lainnya. Penerapan metode pengendalian gulma secara hayati harus memenuhi beberapa syarat seperti agen hayati tersebut memangsa gulma tertentu saja (spesifik), bersifat monofag, tidak menyerang tanaman yang dibudidayakan. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada 3 tipe dasar pengendalian gulma secara hayati yakni tipe klasik, tipe augmentasi, dan tipe inundatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKLugkudyUyH0wdNlK3j6jMRMDC_h903oQxXSUjCB0wvceG9V3FuHqh_iyQDy1aRJPp310dOn3JHWviZFMALTyvACOSY0jIXDBdSsjLF6VmQ7aNylQq9duOVAP76hwUub57Iq8lhp2nq4/s1600/Pengendalian+Gulma+secara+Hayati.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengendalian Gulma secara Hayati" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKLugkudyUyH0wdNlK3j6jMRMDC_h903oQxXSUjCB0wvceG9V3FuHqh_iyQDy1aRJPp310dOn3JHWviZFMALTyvACOSY0jIXDBdSsjLF6VmQ7aNylQq9duOVAP76hwUub57Iq8lhp2nq4/s1600/Pengendalian+Gulma+secara+Hayati.png" title="Pengendalian Gulma secara Hayati" /></a></div>
<br /></div>
<b><br />Pengendalian hayati tipe klasik (classical biological control)</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pengendalian hayati tipe ini dilakukan dengan melepaskan musuh alami baik itu sebagai predator maupun parasit yang diperoleh atau didatangkan dari luar daerah dan pertumbuhan populasinya mencapai kondisi stabil pada daerah yang baru karena telah tercapai keseimbangan jangka panjang antara populasi musuh alami dengan gulma yang dikendalikan sebagai inangnya.</div>
<br />
<b>Pengendalian hayati tipe augmentasi (augmentative biological control)</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pengendalian hayati tipe augmentasi mengacu pada musuh alami yang tidak mampu bertahan sendiri dalam jangka waktu lama pada areal yang terinvestasi gulma yang akan dikendalikan tanpa adanya penambahan populasi. Oleh karena itulah, secara periodik musuh alami harus ditambahkan pada wilayah pengendalian gulma tersebut. Contoh pengendalian hayati tipe augmentasi adalah penggunaan karat Puccinia canalicuta, patogen indigenus Cyperus esculentus di Amerika Serikat.</div>
<br />
<b>Pengendalian hayati tipe inundatif (inundative biological control)</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pengendalian hayati tipe inundatif adalah suatu metode pengendalian gulma dalam jangka pendek dengan melepaskan musuh alami dalam jumlah yang banyak seperti pengaplikasian jamur mikoherbisida. Musuh alami pada pengendalian hayati tipe inundatif tidak mampu hidup dan bertahan dalam jangka yang lama. Beberapa contoh jamur mikoherbisida yang saat ini telah berhasil dipasarkan antara lain formulasi Phytoptora palmivora, yang diregistrasikan untuk mengendaliknan Morrenia odorata pada perkebunan jeruk di Florida; Collego (Colletotrichum gloeosporioides) untuk mengendalikan gulma Aeschynomene virginia pada pertanaman padi dan kedelai; Cercospora rodmanii untuk mengendalikan eceng gondok.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-36057090004309827822013-07-17T04:06:00.003-07:002013-07-17T04:06:27.030-07:00Pengendalian Gulma secara Fisik-Mekanis<div style="text-align: justify;">
Pengendalian gulma secara fisik-mekanis adalah pengendalian gulma yang dilakukan dengan merusak fisik atau bagian tubuh gulma sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat dan akhirnya mati. Secara teknis, dalam pelaksanaannya engendalian gulma secara fisik mekanis dilakukan dengan menggunakan beberapa peralatan seperti cangkul, golok, arit, kored, landak, tangan, dan bahan bakar. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan beberapa metode pengendalian gulma secara fisik-mekanis berikut:</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pencabutan gulma (hand weeding atau hand pulling)</b>; cara ini juga biasa disebut penyiangan manual, efektif untuk mengendalikan gulma semusim dan dua musim, memiliki resiko kerusakan yang kecil pada tanaman budidaya, dan layak diterapkan untuk pengendalian gulma pada areal yang tidak luas.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pembabatan (mowing)</b>; cara ini efektif diterapkan pada gulma semusim atau dua musim yang tidak mempunyai organ perkembangbiakan di dalam tanah seperti stolon dan umbi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengolahan tanah (soil tillage)</b>; pengaruh yang tidak langsung dari pengolahan tanah terhadap perkembangan gulma adalah terangkatnya deposit biji gulma yang ada di dalam tanah. Biji tersebut terekspose ke permukaan tanah dan berkecambah, gulma yang kemudian tumbuh akan dipotong dan dibenamkan secara otomatis melalui tindakan pengolahan tanah ke dua.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidyCY4M2kY_qsX5oFTZHnUMSd6rovu1YSun0BtlJ16S7cxu-UjU8Gujnoe2iFdhrchqG8gKpeKk8NRMKjrAB6S3NvvFynvhBtPSKOPXa1LIkg2kvhih-DXud-U-Kl06jN7Dwrorg-xHmw/s1600/Pengendalian+Gulma+secara+Fisik-Mekanis.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidyCY4M2kY_qsX5oFTZHnUMSd6rovu1YSun0BtlJ16S7cxu-UjU8Gujnoe2iFdhrchqG8gKpeKk8NRMKjrAB6S3NvvFynvhBtPSKOPXa1LIkg2kvhih-DXud-U-Kl06jN7Dwrorg-xHmw/s1600/Pengendalian+Gulma+secara+Fisik-Mekanis.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengendalian Gulma secara Fisik-Mekanis" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidyCY4M2kY_qsX5oFTZHnUMSd6rovu1YSun0BtlJ16S7cxu-UjU8Gujnoe2iFdhrchqG8gKpeKk8NRMKjrAB6S3NvvFynvhBtPSKOPXa1LIkg2kvhih-DXud-U-Kl06jN7Dwrorg-xHmw/s1600/Pengendalian+Gulma+secara+Fisik-Mekanis.PNG" title="Pengendalian Gulma secara Fisik-Mekanis" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pembakaran (burning)</b>; pembakaran gulma menyebabkan terjadinya penggumpalan protoplasma gulma karena suhu tinggi sehingga bagian gulma tersebut akan mati. Bagian gulma yang tidak terbakar belum tentu ikut mati, contohnya seperti pembakaran padang alang-alang yang hanya memusnahkan bagian atas gulma, karena tidak lama berselang gulma <a href="http://detiktani.blogspot.com/2013/07/alang-alang-imperata-cylindrica.html" target="_blank">alang-alang </a>tersebut akan kembali tumbuh dengan memanfaatkan stolon yang berada di bawah permukaan tanah. Pengendalian gulma secara fisik-mekanis melalui pembakaran sering menimbulkan beberapa kerugian seperti timbulnya bencana kebakaran seperti yang terjadi di Riau, menguapnya bahan organik dari areal setempat (in situ), meningkatkan resiko erosi, dan mengakibatkan polusi udara.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Penggenangan (flooding)</b>; penggenangan gulma akan menghambat respirasi dan metabolisme gulma dalam menyerap oksigen dari udara. Metabolisme gulma yang terhambat lambat laun akan menyebabkan penurunan populasi gulma.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pemulsaan (mulching)</b>; mulsa yang menutupi permukaan tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun plastik, akan menghambat masuknya sinar matahari ke dalam tanah dan mempengaruhi proses perkecambahan biji gulma</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-17714948461190503372013-07-17T00:28:00.000-07:002015-02-24T01:31:41.754-08:00Kultur jaringan pada Anggrek<div style="text-align: justify;">
<b>Tanaman anggrek</b> umumnya diperbanyak melalui persemaian biji dalam media agar atau juga perbanyakan secara vegetatif. Melalui perbanyakan vegetatif, sifat-sifat tertentu pada anggrek yang dibiakan dapat tetap lestari. Kendati demikian perbanyakan vegetatif kurang dapat menjawab permasalahan ketersediaan bibit anggrek yang dewasa ini permintaannya semakin besar. Untuk menjawab permasalahan tersebut, metode perbanyakan melalui kultur jaringan telah memberi alternatif yang sangat memuaskan. Betapa tidak, melalui perbanyakan dengan kultur jaringan, anggrek akan tetap memiliki sifat sama dengan induknya, menjaga keseragaman kualitas, sekaligus menyediakan bibit dalam jumlah yang besar.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://detiktani.blogspot.com/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kultur jaringan pada Anggrek" border="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSYgGFb1VLBr3TSkNCkpkotu9Cx_sTWwSFCJEkKy11ckfD97ezZ6Foz5XkvOFIkbGKvFLEn0zucRGAv0B5rlYDNVBi-NRM0wM_p-tqWSK-aL5m9WECu9aDPUEcGU54xKXzutY5DW7hyMg/s1600/Kultur+jaringan+pada+Anggrek.jpg" title="Kultur jaringan pada Anggrek" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Media yang digunakan dalam perbanyakan anggrek dengan metode kultur jaringan adalah media Vacint and Went. Air kelapa harus ditambahkan pada media ini karena air kelapa mengandung hormon sitokinin. Media lain yang dapat digunakan untuk perbanyakan invitro anggrek adalah media Knudson yang ditambahi <a href="http://www.ibu-hamil.web.id/2015/01/manfaat-pisang-untuk-ibu-hamil.html">buah pisang ambon</a> yang telah dilumatkan dan diletakan pada dasar media. Media tersebut kemudian di sterilisasi dalam autoklaf bersuhu 120 derajat Celcius dengan tekanan 7,5 kg per-inch kuadrat.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebagai eksplan, dapat digunakan semua bagian tanaman anggrek seperti tunas, daun, atau ujung akar, yang penting bagian tersebut memiliki jaringan meristematik. Eksplan dari tunas diambul dari tunas ujung atau tunas ketiak daun yang terdaoat oada ruas-ruas batang anggrek. Eksplan dari daun diambil dari anggrek yang berada dalam botol semai karena daun tersebut masih muda dan masih steril. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Setelah eksplan siap, eksplan tersebut kemudian di sterilisasi menggunakan clorox 10% ditambah satu tetes tween 20, atau menggunakan kaporit 0,4%. Sterilisasi dilakukan dengan mengocok eksplan dalam botol berisi larutan sterilisator selama beberapa menit, setelah kemudian dibilas dengan aquades beberapa kali untuk kemudian di tanam dalam media cair.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebagai <a href="http://detiktani.blogspot.com/" target="_blank">media </a>cair, dapat digunakan media Vacin and Went. Dalam media cair, eksplan dikocok menggunakan shaker dengan kecepatan 60 sd 120 rpm pada suhu 25 derajat Celcius melalu penerangan lampu neon pada jarak sekitar 60 cm di atasnya. Di dalam media ini, eksplan akan membentuk protocorm like bodies (plb). Plb terebut berfungsi sebagai bentuk awal mula bibit anggrek baru, karena setelah + 1,5 bulan, plb tersebut akan menjadi tanaman anggrek sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun yang tumbuh pada media.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jika bibit anggrek tersebut sudah cukup besar dan kuat, bibit anggrek tersebut dapat diaklimatisasi pada pot-pot seperti layaknya bibit dari perbanyakan generatif. </div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-563900588103882022013-07-16T22:08:00.000-07:002013-07-16T22:08:00.753-07:00Hormon Tumbuhan pada Kultur Jaringan<div style="text-align: justify;">
Kata hormon adalah salah satu kata dalam bahasa Yunani yakni hormaein yang berarti menggiatkan. Kata hormon awalnya dipopulerkan oleh pada ahli fisiologi. Lalu kemudian berkembang dan umum digunakan untuk lingkungan ilmu manusia, hewan, maupun ilmu tumbuhan. Hormon pada tumbuhan disebut hormon tumbuhan atau bahasa populernya disebut fitohormon.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Saat ini, dikenal berbagai golongan zat yang termasuk hormon tumbuhan yakni auksin, giberilin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Setiap hormon memiliki khasiat dan fungsi tertentu yang menjadi ciri khasnya. Kendati demikian, fungsi utama hormon adalah sebagai pengatur tumbuh tumbuhan.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQjcylR05ZEBI3lpIHidYnw2OL0zwEmUTHlxBuOmkN9nbL-ROGQNB6e8HN7E_ZBTScryslLBIafGsxVMz3KWOW0-sQkreKnWGAWoyF3OzczLKrq-wUBLYpcgDs-UHGp-ODKhbfNA345jo/s1600/Hormon+Tumbuhan+pada+Kultur+Jaringan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQjcylR05ZEBI3lpIHidYnw2OL0zwEmUTHlxBuOmkN9nbL-ROGQNB6e8HN7E_ZBTScryslLBIafGsxVMz3KWOW0-sQkreKnWGAWoyF3OzczLKrq-wUBLYpcgDs-UHGp-ODKhbfNA345jo/s1600/Hormon+Tumbuhan+pada+Kultur+Jaringan.png" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengertian hormon</b> yang saat ini umum dimasyarakat adalah suatu zat yang yang dibuat secara alami dalam tubuh tumbuhan dalam konsentrasi rendah dapat mengatur pertumbuhan dan proses fisiologis pada tumbuhan tersebut. Kendati demikian hormon yang dulunya dikenal hanya dapat diproduksi sendiri oleh tumbuhan, saat ini berkat kemajuan teknologi manusia sudah dapat memproduksi hormon tumbuhan sendiri secara sintetis. Hormon yang dibuat secara sintesis tersebut lebih tepat disebut zat pengatur tumbuh (ZPT). </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kultur jaringan</b> memanfaatkan hormon tumbuhan untuk memacu terbentuknya jaringan tertentu dari sel kalus yang belum terdefferensiasi. Sehingga pengetahuan umum tentang hormon tumbuhan baik itu yang alami maupun yang diperoleh dari hasil sintesis manusia, amat diperlukan untuk menunjang optimalisasi dan keberhasilan kegiatan kultur jaringan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hormon yang sering dimanfaatkan atau secara tidak langsung terdapat dalam kultur jaringan antara lain auksin, giberilin, sitokinin, dan inhibitor.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Auksin </b>adalah salah satu hormon tumbuhan yang dalam konsentrasi rendah, mampu menyebabkan terjadinya pemanjangan sel pada jaringan tunas muda, merangsang pertumbuhan buah dan pembentukan kalus. Kendati demikian, dalam konsentrasi yang tinggi, fungsi auksin akan berbalik 180 derajat. Hormon auksi pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh F.W. Went.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Giberilin </b>adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu merangsang pembungaan, merangsang pembuahan kendati tidak terjadi penyerbukan, merangsang pertumbuhan tanaman kerdil menjadi raksasa dalam waktu singkat, merangsang pertumbuhan biji dan tunas, dan merangsang tinggi tanaman hingga 3 sd 5 kali keadaan normal. Giberilin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli patologi Jepang bernama Kurosawa. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Sitokinin </b>adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu menyebabkan pembelahan sel tumbuhan terutama pada sel atau jaringan tumbuhan yang ditumbuhkan pada media buatan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Inhibitor </b>adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu menghambat atau memperlambat berbagai proses fisiologis atau biokemis pada tumbuhan. Beberapa senyawa yang tergolong inhibitor adalah asam benzoat, asam salat, kumarin, dan eskulin.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-17870162132345434572013-07-16T19:57:00.002-07:002013-07-16T19:57:15.623-07:00Pengertian dan Tipe Fungisida<div style="text-align: justify;">
Secara bahasa, <a href="http://detiktani.blogspot.com/" target="_blank">fungisida </a>berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Yunani, yakni fungus yang berarti jamur dan caedo yang berarti membunuh. Secara istilah umum, fungisida dapat diartikan sebagai suatu senyawa kimia yang dapat digunakan untuk menghambat dan mengendalikan pertumbuhan atau bahkan membunuh jamur penyebab penyakit tanaman. Senyawa dalam fungisida yang bersifat menghambat pertumbuhan tanpa membunuh jamur disebut sebagai senyawa <b>fungistatik</b>. Sedangkan pada virus atau mikroplasma antibiotik yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan jamur lebih tepat disebut <b>remission</b>. </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvBav0UuzSecYsmjSMqUARTkcYsV6Nb4xXu-bCY6ZaffBIZS4a1VJEUCh2MarIBg705coydpCOK3OHZS_9JytC3hOi6wNZ6dhQM2KAIRntezT6yaviFi-zKM3ECqY7OVpAmrQVqQADptg/s1600/Pengertian+Fungisida.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvBav0UuzSecYsmjSMqUARTkcYsV6Nb4xXu-bCY6ZaffBIZS4a1VJEUCh2MarIBg705coydpCOK3OHZS_9JytC3hOi6wNZ6dhQM2KAIRntezT6yaviFi-zKM3ECqY7OVpAmrQVqQADptg/s1600/Pengertian+Fungisida.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya, fungisida dapat digunakan untuk mengendalikan serangan <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Penyakit" target="_blank">penyakit </a>yang disebabkan oleh infeksi jamur pada tanaman karena fungisida tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan proteksi, imunisasi, terapi, eradikasi, dan atau sistemik.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Proteksi (protective) adalah usaha yang dilakukan oleh senyawa fungisida untuk melindungi tanaman dari infeksi cendawan atau jamur dari luar tanaman sedemikian rupa hingga jamur tersebut mati sebelum masuk dan menimbulkan penyakit pada tanaman.</li>
<li>Imunisasi (imunitation) adalah tipe fungisida yang mampu mencegah infeksi jamur penyebab penyakit dengan bantuan kemikalia yang dimasukan ke dalam jaringan tubuh tanaman sebagai protektan.</li>
<li>Terapi (therapy) adalah usaha perawatan atau pengobatan terhadap tanaman yang sudah terinfeksi jamur (tanaman sudah sakit). Fungisida yang memiliki kemampuan untuk menterapi disebut therapeutant. </li>
<li>Eradikasi (eradicant) adalah tipe fungisida yang mampu mengobati atau menyembuhkan infeksi jamur yang telah terjadi pada tanaman. Eradikasi juga mampu memusnahkan jamur pada bagian tanaman yang diaplikasikan.</li>
<li>Sistemik (sistemic) adalah tipe fungisida yang mampu mencegah perkembangan penyakit akibat infeksi jamur di seluruh bagian tanaman. Fungisida tipe ini memiliki kemampuan tersebut akibat adanya translokasi senyawa-senyawa racun dari bagian tanaman yang diaplikasi ke seluruh bagian tanaman.</li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-10682386435244882542013-07-15T08:23:00.002-07:002013-07-15T08:23:24.977-07:00Hama Ulat Artona pada Tanaman Kelapa<div style="text-align: justify;">
<b>Ulat artona</b> adalah salah satu <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Hama/%22?max-results=7" target="_blank">hama </a>penting bagi budidaya tanaman kelapa. Ulat yang tergolong dalam family Zyganidae dan ordo Lepidoptera ini hidup dengan melewati 4 fase dalam siklus metamorfosisnya, yakni telur, larva (ulat), kepompong, dan imago (serangga dewasa).</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Hama/%22?max-results=7" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGZB03BK5lH-75hg-UzmYW5ChGbX7UZqHUzoktU8zozwd8sYrIieDFrexGSg2tF6DhBampZBsosSxGIA-98tnsgW65h128Vrfmt2vSt3iSkQEns14JsP5m8JMFDVRMAL_MAoFEzjm7V4M/s1600/Ulat+Artona.png" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Telur</b>, telur ulat antona berwarna kuning, berbentuk bulat lonjong, dengan panjang 2, 5 mm dan lebar 1,0 mm. Telur biasa diletakan oleh imago betina (kupu dewasa) di luka bekas gerekan kumbang Oryctes pada batang tanaman. Kumbang betina dapat bertelur sebanyak 500 butir setiap kali bereproduksi. Telur akan menetas menjadi larva pada usia 3 sd 4 hari setelah diletakan. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Larva</b>, larva ulat antona berwana putih kekuning-kuningan, bening, berukuran panjang 11 mm. Di sepanjang punggungnya, tampak garis lebar yang berwarna hitam ungu. Kepala larva berwarna kuning kemerah-merahan dan bagian tubuh depan lebih besar dibandingkan bagian tubuh belakang. Larva akan menjadi kepompong setelah usia 17 sd 22 hari dari awal penetasannya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kepompong</b>, kepompong <u>ulat artona</u> dibungkus selapis kulit (kokon) berwarna merah sawo matang. Panjang kepompong ini antara 12 sd 14 mm dengan diameter 6 sd 7 mm. Kepompong menjadi imago atau serangga dewasa pada usia 10 sd 12 hari.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kupu artona</b>, kupu artona berukuran panjang 10 sd 15 mm dengan jarak antar sayap (lebar) 13 sd 16 mm. Sayap biasanya berwarna hitam merah hingga hitam kecoklat-coklatan. Pada bagian kuduk, kupu ini memiliki semacam sisik berwarna kuning. Sisik tersebut juga ada pada bagian bawah dan pinggir sayapnya. Kupu artona duduk hingga dengan ke dua kakinya sepanjang hari. kupu ini duduk berjajar bersama sejenisnya pada anak daun kelapa yang menggantung atau pada pohon lain. Kupu hanya bergerak dan aktif pada pagi dan sore hari. kupu betina biasanya lebih aktif dengan mengitari beberapa pohon kelapa untuk mencari kupu jantan untuk dibuahi. Biasanya setelah dibuahi, 2 hari kemudian kupu betina akan bertelur dan meletakan telurnya pada lubang-lubang bekas gerekan <a href="http://detiktani.blogspot.com/search/label/Hama/%22?max-results=7" target="_blank">Oryxtes</a>.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-44082599762257524212013-07-14T10:04:00.003-07:002013-07-14T10:04:44.712-07:00 Gulma Jawan (Echinochloa cruss-galli) <div style="text-align: justify;">
Gulma jawan (Echinochloa cruss-galli) adalah salah satu gulma yang bersifat kosmopolit dan mampu berasosiasi dengan beberapa tanaman budidaya terutama padi, jagung, kopi, tebu, teh, tembakau, dan jeruk. Gulma ini terdapat hampir diseluruh negera-negara tropis hingga sub-tropis yang terletak antara lintang 15 derajat LS hingga 15 derajat LU. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam ilmu tumbuhan, gulma jawan memiliki sistem klasifikasi sebagai berikut:</div>
Divisi : Spermatophyta<br />
Kelas : Monocotiledonae<br />
Ordo : Graminales<br />
Famili : Gramineae<br />
Genus : Echinochloa<br />
Spesies : Echinochloa cruss-galli<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhptECXOGq9wgQWvKpyjuCof8M3ZBD9NGs4yRQOYrWrniWwvP-nfMd_0u383a5pZA00B2lvUPjpxU9JDC_tPqd2naPCvCjEVqN8ORvBgLKjRXvVLLBFNAJ2t9gp4Kfhb4Sy1L8G68spFzA/s1600/Gulma+Jawan+(Echinochloa+cruss-galli).png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt=" Gulma Jawan (Echinochloa cruss-galli) " border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhptECXOGq9wgQWvKpyjuCof8M3ZBD9NGs4yRQOYrWrniWwvP-nfMd_0u383a5pZA00B2lvUPjpxU9JDC_tPqd2naPCvCjEVqN8ORvBgLKjRXvVLLBFNAJ2t9gp4Kfhb4Sy1L8G68spFzA/s1600/Gulma+Jawan+(Echinochloa+cruss-galli).png" title=" Gulma Jawan (Echinochloa cruss-galli) " /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Gulma jawan sering sekali ditemukan disela-sela areal pertanaman padi, kemampuan dan sifat serta ciri-ciri fisiknya pun hampir sama persis dengan tanaman padi. Gulma ini berbatang tegak dan bertandan (5 sd 10 tandan) kemudian merunduk sepanjang 5 sd 21 cm, akar serabut tumbuh pada pangkal batang sedangkan buahnya (kariopsis) berbentuk lonjong dengan tebal dan panjang antara 2 sd 3,5 mm. Biji yang telah tua berwarna coklat sapai hitam dengan bagian bawah tumpul.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Gulma jawan sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya, oleh karena itu, jika ketersediaan air di tempat pertumbuhannya berkurang hingga habis, gulma ini akan layu kemudian mati. Suhu optimal untuk pertumbuhannya antara 20 sd 30 derajat Celcius, sedangkan untuk perkembangan biji antara 13 sd 30 derajat Celcius. Pada kapasitas lapang, biji gulma ini berkecambah hingga 70 sd 90 % dari total jumlahnya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Gulma jawan efektif dikendalikan dengan aplikasi herbisida seperti 2,4-D dengan dosis 0,8 sd 1 l per ha, serta herbisida MCPA dengan dosis 1,5 l per ha pada 2 minggu setelah tanam, sedangkan untuk mengendalikan atau mencegah perkecambahan biji gulma, selama tiga bulan dapat diaplikasikan feramida.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-75100346199169284882013-07-14T02:56:00.001-07:002013-07-14T02:56:58.365-07:00Klasifikasi Herbisida menurut Waktu Aplikasinya<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan waktu aplikasinya, herbisida diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yakni herbisida pra pengolahan tanah, herbisida pra penanaman, herbisida pasca penanaman, dan herbisida</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Herbisida pra-pengolahan tanah adalah herbisida yang diaplikasikan pada sebidang lahan yang diperuntukan sebagai lahan pertanian sebelum tanah tersebut diolah dan ditumbuhi berbagai jenis vegetasi termasuk gulma. Aplikasi herbisida pra-pengolahan tanah bertujuan untuk memudahkan kegiatan pengolahan tanah sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa terkendala oleh keberadaan gulma.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwQSBvpK83otLYs8fjeA02OPknPMgEdg1g9mbklV7GD7j0ty1hNV7WaOrGSK8WJDL9p0uttwkuATnYOZb2hcNZ31ed3MPVJj1ROZQWRG0ZHytLQg_pjHWA0AAWVzItNSHbiIhNUsVphk/s1600/Herbisida.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwQSBvpK83otLYs8fjeA02OPknPMgEdg1g9mbklV7GD7j0ty1hNV7WaOrGSK8WJDL9p0uttwkuATnYOZb2hcNZ31ed3MPVJj1ROZQWRG0ZHytLQg_pjHWA0AAWVzItNSHbiIhNUsVphk/s1600/Herbisida.png" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Herbisida pra-tanam adalah herbisida yang diaplikasikan pada sebidang lahan pertanian yang telah diolah dan sudah siap ditanami. Aplikasi herbisida ini bertujuan untuk meminimalisasi pertumbuhan gulma pada sela-sela tanaman yang dibudidayakan melalui pembentukan lapisan herbisida tepat di atas permukaan tanah. Lapisan herbisida tersebut diharapkan mampu menghalangi proses perkecambahan biji gulma sehingga tanaman terbebas dari gulma.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Herbisida pasca-tanam adalah herbisida yang diaplikasikan pada saat tanaman telah ditanam dan gulma belum tumbuh di lahan budidaya. Aplikasi herbisida ini bertujuan untuk dapat menekan pertumbuhan gulma yang akan muncul bersamaan dengan tumbuhnya tanaman yang dibudidayakan. Bila aplikasi herbisida pasca-tanam tidak dilakukan dan gulma tumbuh bersama dengan tanaman yang dibudidayakan, tanaman akan bersaing dengan gulma dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari sehingga pertumbuhannya tidak akan optimal. </div>
<br />
Herbisida pasca-tumbuh adalah herbisida yang diaplikasikan pada saat tanaman yang ditanam telah tumbuh di lahan budidaya. Aplikasi herbisida ini bertujuan untuk mengurangi daya saing antara tanaman yang dibudidayakan dengan gulma yang tumbuh liar di sela-sela tanaman. Dengan pengendalian gulma menggunakan herbisida pasca-tumbuh, diharapkan tanaman yang dibudidayakan mampu tumbuh secara optimal tanpa terganggu oleh gulma. Penggunaan herbisida pasca-tumbuh ini biasanya identik dengan penggunaan herbisida dengan selektivitas tinggi.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-258079520707975883.post-31015282382969894742013-07-12T21:17:00.001-07:002013-07-12T21:17:11.062-07:00 Formulasi Herbisida<div style="text-align: justify;">
<b>Formulasi herbisida</b> adalah bentuk herbisida yang dapat mempengaruhi daya larut, daya penguapan, dan daya meracun pada tanaman dan sifat-sifat lainnya. Di samping itu, pada herbisida dapat pula ditambahkan sufactant, wetting agent, spreader, dan atau stricker yang dapat menambah evektifitas herbisida tersebut dalam penggunaannya. </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTDx-O-1FEH78FlAqLqy7vj34rkmglev_gL3f1yKN9s3jDUlrmlt65-74xFenWNxJJqZG6aRqxlqrbGaCSCpN94bD-5TNjhhDsIBbhsl8fD874DDXJDX3r-aXYXyaGEfFACIAMzSboF4I/s1600/Herbisida.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt=" Formulasi Herbisida Formulasi Herbisida" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTDx-O-1FEH78FlAqLqy7vj34rkmglev_gL3f1yKN9s3jDUlrmlt65-74xFenWNxJJqZG6aRqxlqrbGaCSCpN94bD-5TNjhhDsIBbhsl8fD874DDXJDX3r-aXYXyaGEfFACIAMzSboF4I/s1600/Herbisida.png" title=" Formulasi Herbisida" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Herbisida yang telah diformulasikan dapat diberikan melalui larutan dalam air atau minyak, bubuk yang dibasahkan (suspensi), butiran, dan debu.</div>
<br />
<b>1. Larutan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Larutan adalah suatu campuran homogen secara fisik dari 2 buah bahan atau lebih dimana masing-masing bagian yang tercampur masih seperti semula bentuknya namun tidak dapat dilihat secara terpisah. Bahan yang dilarutkan disebut sebagai bahan terlarut (solute) dan bahan yang melarutkan disebut bahan pelarut (solvent). Jadi bahan yang dilarutkan (solute) seharusnya dapat larut dengan baik dalam air (seperti garam amina, sodium dan 2,4-D, 2,4,5-T, dan MCPA) dan dapat larut dengan baik di dalam minyak (seperti formulasi asam induk dari DNBP, pentacloro phenol, ester 2,4-D). Molekul bahan terlarut akan berdisosiasi dalam larutan dalam bentuk ion-ion. Ion tersebut dapat bergabung dengan bebas dengan ion lain dalam larutan.</div>
<br />
<b>2. Emulsi</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Suatu emulsi terjadi jika sebuah cairan digabungkan dengan cairan lain, namun masing-masing bahan yang digabungkan tersebut tetap seperti semula dan bila tidak dikocok, maka ke 2 bahan tersebut akan terpisah.</div>
<br />
<b>3. Suspensi</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Suspensi terdiri dari partikel-partikel pejal yang berbaur dalam cairan. Suspensi semacam ini diperuntukan bagi herbisida yang tak dapat disiapkansebagai larutan maupun emulsi. Suspensi tampak seperti berawandengan pancaran sebagai kerucut cerah (efek Tyndal) yang dapat enyerupai sebagai emulsi. Penambahan surfaktan akan memantapkan bentuk suspensi ini (simazine, atrazine, monouron, dan diuron).</div>
<b><br /></b>
<b>4. Butiran</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Butiran adalah bentuk lain dari herbisida yang kristal bahan kimianya tidak dapat diaplikasikan dengan seragam. Herbisida semacam ini harus dicampur dengan zat pembawa (carrier) yang dapat memberi cukup kemantapan untuk disebarkan. Zat pembawanya dapat berupa cacahan tongkol jagung, batang tembakau, sisa daun tembakau (herbisida dalam bentuk ini seperti borat, arsenat, dan sodium klorat).</div>
<br />
<b>5. Bubukan</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Hanya ada sediki sekali herbisida dalam bentuk bubukan. Hal ini karena herbisida dalam bentuk ini mudah hilang terbawa angin (drift).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0