Asal Usul

Pemanenan Kopi


Tanaman kopi mulai berproduksi pada umur 2,5 – 3 tahun setelah tanam bergantung pada teknik budidaya, iklim, dan jenis tanaman kopi yang ditanam.  Untuk tanaman kopi Robusta, panen dimulai ketika tanaman berumur 2,5 tahun, sedangkan tanaman kopi Arabika, panen dimulai ketika tanaman berumur 2,5 – 3 tahun setelah tanam.  Tanaman kopi yang ditanam di daerah dataran rendah umumnya berproduksi lebih awal dibandingkan dengan tanaman kopi yang ditanam di daerah dataran tinggi.

Panen Kopi

Produksi  buah kopi meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun dan mencapai puncak pada umur antara 7 sampai 9 tahun setelah tanam (TM IV sd VI). Panen puncak pada tahun tersebut dapat menghasilkan produksi kopi beras sebanyak 500 sampai 1.500 kg per ha per tahun, sedangkan jika tanaman kopi dikelola secara intensif produksinya bisa mencapai 2.000 kg per ha per tahun.

Pada daerah-daerah basah, distribusi panen lebih merata daripada di daerah-daerah kering, sehingga masa panennya lebih panjang (April sd Oktober). Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat kopi gelondong berbeda-beda menurut jenis kopinya.  Rendemen kopi Robusta 22 – 24%, kopi Arabika 16 – 18%, dan kopi Liberika 10 -12%. 

Untuk memperoleh mutu yang baik, buah kopi dipetik setelah matang. Buah matang kopi dicirikan dengan perubahan warna buah dari hijau ke merah.  Waktu yang dibutuhkan kuncup bunga hingga menjadi buah kopi yang siap panen adalah antara 8 sd 11 bulan untuk kopi Robusta dan 6 sd 8 bulan untuk kopi Luwak Arabika.  Buah kopi masak di musim kemarau, yakni antara bulan April sd Oktober.  Oleh karena pembungaan tanaman kopi tidak serempak, waktu matang buah pun tidak akan bersamaan, sehingga panen buah dilakukan secara bertahap.  Tahapan tersebut antara lain panen pendahuluan, panen raya, dan panen lelesan.

Panen pendahuluan dilakukan antara bulan Februari dan Maret. Panen pendahuluan sebetulnya dilakukan dengan tujuan agar penyebaran beberapa hama dan penyakit yang menyerang buah kopi dapat diminimalisasi, karena buah yang dipanen adalah buah kopi yang terserang hama dan penyakit, khususnya hama bubuk buah. Perlu diketahui bahwa, buah kopi yang terserang hama bubuk buah memiliki kenampilan yang tidak normal karena berwarna kuning sebelum waktunya. Buah kopi yang sudah dipetik, harus segera direbus dan dijemur untuk kemudia diolah secara kering.

Panen raya dilakukan antara bulan Mei dan Juli. Panen ini dilakukan dengan memetik semua buah yang sudah berwarna merah.  Penen raya berlangsung selama 4 sampai 5 bulan dengan intensitas  10 sampai 14 hari sekali.  Pada panen ini, buah kopi yang masih berwarna hijau yang terbawa ketika panen wajib disortasi dan dipisahkan dari buah berwarna merah agar tidak menurunkan mutu buah kopi yang dihasilkan.

Panen racutan adalah panen yang dilakukan untuk mengambil semua buah kopi yang tersisa di pohon setelah panen raya dilakukan.  Dalam praktiknya, panen racutan dilakukan dengan memetik semua buah, baik itu yang sudah berwarna merah matang maupun buah yang masih berwarna hijau.

Panen lelesan adalah panen yang dilakukan dengan mengumpulkan semua buah kopi yang jatuh di sekitar pohon. Panen ini dilakukan agar buah kopi yang tersisa dikebun tidak dijadikan inang berbagai hama tanaman kopi seperti bubuk buah yang dapat menyerang pada panen kopi di tahun berikutnya.