Asal Usul

Hormon Tumbuhan pada Kultur Jaringan

Kata hormon adalah salah satu kata dalam bahasa Yunani yakni hormaein yang berarti menggiatkan. Kata hormon awalnya dipopulerkan oleh pada ahli fisiologi. Lalu kemudian berkembang dan umum digunakan untuk lingkungan ilmu manusia, hewan, maupun ilmu tumbuhan. Hormon pada tumbuhan disebut hormon tumbuhan atau bahasa populernya disebut fitohormon.

Saat ini, dikenal berbagai golongan zat yang termasuk hormon tumbuhan yakni auksin, giberilin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Setiap hormon memiliki khasiat dan fungsi tertentu yang menjadi ciri khasnya. Kendati demikian, fungsi utama hormon adalah sebagai pengatur tumbuh tumbuhan.


Pengertian hormon yang saat ini umum dimasyarakat adalah suatu zat yang yang dibuat secara alami dalam tubuh tumbuhan dalam konsentrasi rendah dapat mengatur pertumbuhan dan proses fisiologis pada tumbuhan tersebut. Kendati demikian hormon yang dulunya dikenal hanya dapat diproduksi sendiri oleh tumbuhan, saat ini berkat kemajuan teknologi manusia sudah dapat memproduksi hormon tumbuhan sendiri secara sintetis. Hormon yang dibuat secara sintesis tersebut lebih tepat disebut zat pengatur tumbuh (ZPT).

Kultur jaringan memanfaatkan hormon tumbuhan untuk memacu terbentuknya jaringan tertentu dari sel kalus yang belum terdefferensiasi. Sehingga pengetahuan umum tentang hormon tumbuhan baik itu yang alami maupun yang diperoleh dari hasil sintesis manusia, amat diperlukan untuk menunjang optimalisasi dan keberhasilan kegiatan kultur jaringan.

Beberapa hormon yang sering dimanfaatkan atau secara tidak langsung terdapat dalam kultur jaringan antara lain auksin, giberilin, sitokinin, dan inhibitor.

Auksin adalah salah satu hormon tumbuhan yang dalam konsentrasi rendah, mampu menyebabkan terjadinya pemanjangan sel pada jaringan tunas muda, merangsang pertumbuhan buah dan pembentukan kalus. Kendati demikian, dalam konsentrasi yang tinggi, fungsi auksin akan berbalik 180 derajat. Hormon auksi pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh F.W. Went.

Giberilin adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu merangsang pembungaan, merangsang pembuahan kendati tidak terjadi penyerbukan, merangsang pertumbuhan tanaman kerdil menjadi raksasa dalam waktu singkat, merangsang pertumbuhan biji dan tunas, dan merangsang tinggi tanaman hingga 3 sd 5 kali keadaan normal. Giberilin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli patologi Jepang bernama Kurosawa.

Sitokinin adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu menyebabkan pembelahan sel tumbuhan terutama pada sel atau jaringan tumbuhan yang ditumbuhkan pada media buatan.

Inhibitor adalah salah satu hormon tumbuhan yang mampu menghambat atau memperlambat berbagai proses fisiologis atau biokemis pada tumbuhan. Beberapa senyawa yang tergolong inhibitor adalah asam benzoat, asam salat, kumarin, dan eskulin.

0 Response to "Hormon Tumbuhan pada Kultur Jaringan"