Ulat kantong (Clania sp. dan Mahasena sp.) adalah hama yang biasa menyerang daun-daun kakao hingga menyebabkan tanaman menjadi gundul. Ulat ini juga dapat menyerang kulit kayu cabang yang masih muda. Jika daun-daun pada tanaman telah gundul karena habis dimakan, serangan ulat kantong dapat beralih ke tunas-tunas baru yang tumbuh, sehingga dapat menyebabkan kematian pucuk.
Siklus hidup
Ulat kantong biasanya membuat kantong yang diproduksi dari zat kelenjar sutra sebagai pelingung tubuhnya. Kantong yang panjangnya bisa mencapai 6 cm ini biasa direkatkan pada bagian tanaman yang diserangnya, seperti daun dan ranting tanaman kakao. Kantong bagian bawah dilengkapi dengan lubang yang berfungsi sebagai pembuang kotoran. Jika bagian tanaman di sekitar ulat kantong habis termakan, ulat bersama kantongnya akan pindah ke bagian tanaman lainnya yang masih memiliki persediaan makanan yang banyak.
Ulat berkepompong di dalam kantongnya dengan merubah posisi. Biasanya pada fase larva, kepala ulat berada di atas, sedangkan pada fase kepompong kepala ulat berada di bagian bawah kantong. Setelah menyelesaikan fase kepompongnya yang berlangsung antara 5 sd 7 hari, kepompong berubah menjadi ngengat. Ngengat betina akan tetap tinggal di dalam kantong, sedangkan ngengat jantan yang memiliki sayap akan keluar mencari ngengat betina untuk dikawini. Perkawinan terjadi melalui ujung kantong yang terbuka. Setelah terbuahi, ngengat betina kemudian bertelur di dalam kantong tersebut. Telur kemudian menjadi larva dan keluar dari dalam kantong. Larva berpindah ke bagian tanaman lain dengan angin dan bantuan benang sutera yang dikeluarkannya.
Pengendalian
Populasi dan serangan ulat kantong dapat dikendalikan dengan mengaplikasikan insektisida lambung seperti dipterex dan thuricide. Penggunaan insektisida dari jenis racun lambung didasari pada alasan karena ulat ini hidup di dalam kantong.
0 Response to "Ulat Kantong (Clania sp. dan Mahasena sp.)"
Post a Comment