Kebutuhan media dan larutan stok diartikan sebagai kebutuhan akan jumlah bahan media dan larutan stok yang harus dipenuhi pada waktu yang diperlukan pada beberapa macam/tahap kegiatan kultur jaringan. Kebutuhan media ini dapat dibedakan atas kebutuhan per kegiatan kultur jaringan per satuan waktu tertentu dan kebutuhan untuk total kegiatan kultur jaringan per satuan waktu tertentu. Kebutuhan media dan larutan stok ini ditentukan oleh sejumlah faktor:
Jumlah dan jenis bibit yang akan diproduksi; makin banyak bibit yang akan diproduksi, makin banyak kebutuhan media yang harus disediakan per satuan waktu tertentu. Antar jenis bibit yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam hal kebutuhan media.
Jenis media yang dipilih; pemilihan formula/resep akan menentukan jumlah dan jenis kebutuhan media, mengingat komposisi formula pada setiap formula tidak sama. Kebutuhan bahan untuk pembuatan media MS relatif lebih besar per komponen media dibandingkan formula yang lain. Formula media MS juga kadang-kadang disesuaikan dengan kebutuhan kultur, misalnya ada yang memodifiasi menjadi ½ MS, dan lain-lain.
Metoda kultur jaringan yang dipilih; metode kultur jaringan dapat dibedakan atas: metoda perbanyakan tunas samping (aksilar), metoda perbanyakan tunas adventif (langsung dan tidak langsung), dan metoda embriogenesis (langsung dan tidak langsung). Tiap-tiap metode yang dipilih tentu akan berbeda dalam hal penggunaan media.
Frekuensi penggandaan propagul; makin banyak propagul yang diperbanyak makin banyak kebutuhan media.
Cara pengakaran kultur; ada dua cara pengakaran kultur yakni cara in-vitro dan ex-vitro. Pengakaran secara in vitro akan membutuhkan media untuk media pengakaran. Pada pengakaran ex vitro, media yang digunakan dapat menggunakan media pembibitan.
Kebutuhan media ini secara rinci dihitung berdasarkan tahapan-tahapan pekerjaan yang berkaitan dengan pemakaian media, yaitu: tahap inisiasi kultur (penumbuhan awal eksplan), tahap penggandaan propagul (tergantung frekuensi penggandaan), tahap pembesaran kultur sampai planlet siap diaklimatisasikan. Dari total kebutuhan media kita dapat menentukan kebutuhan arutan stok yang akan dibuat. Bila kebutuhan larutan stok terlalu banyak kita dapat membuat stok pada beberapa tahap.
Sebagai contoh, kita akan menghitung kebutuhan media dan arutan stok untuk satu kegiatan, yaitu inisiasi kultur sebagai berikut: Bila kita menginisiasi biji anggrek, secara berkala (per minggu) dengan target 40 botol yang menggunakan media per botolnya 25 ml, maka kebutuhan media per minggu 1 liter. Kita membutuhkan 10 liter untuk 2 1/2 bulan. Oleh karena itu kita dapat membuat larutan stok 10 kali konsentrasi media untuk membuat 10 l media agar masa simpannya tidak terlalu lama.
0 Response to "Dasar Perhitungan Kebutuhan Media dan Larutan Stok"
Post a Comment