Asal Usul

Uji Mutu Karet Remah Indonesia

Dalam menjamin mutu dari karet hasil olahan yang diproduksi, persyaratan mutu produk harus sesuai dengan batasan-batasan Standar Nasional Indonesia. Batasan tersebut meliputi beberapa standar mutu yang telah ditetapkan antara lain kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, dan PRI.  

Kadar kotoran
Kotoran adalah benda asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 mesh. Adanya kotoran di dalam karet yang relafif tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yang unggul darl vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retaklenturnya. Kotoran juga dapat kesulitan pada pembuatan vulkanisat tipis.  Potongan uji untuk penetapan kadar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk memudahkan pelarutan. Potongan uji yang telah digiling berulang kali hingga tipis kemudian dilarutkan ke dalam pelarut yang mempunyai titik didih tinggi (seperti terpentin), disertai penambahan suatu zat untuk mempermudah larutnya karet (rubber peptiser). Larutan kotor yang tertinggal kemudian dituangkan melalui saringan baja 325 mesh. Kotoran yang tertinggal pada saringan setelah dikeringkan dalam oven pada suhu 140 derajat Celcius untuk kemudian ditimbang setelah didinginkan. Hasil pelaksanaan pengujian yang baik dapat dilihat dari kemudahan pergerakan kotoran kering di dalam saringan.

Uji Mutu Karet Remah

Kadar abu

Abu di dalam karet terjadi dari karbonat, oksida, dan fosfat dari kalium, natrium, magnesium, dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang berbeda-beda. Abu dapat pula mengandung silikat yang berasal dari karet atau benda asing yang jumlah kandungannya bergantung pada pengolahan bahan mentah karet. Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral di dalam karet. Beberapa bahan mineral di dalam karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul (heat build-up) dan ketahanan retak lentur (flex cracking resistance) dari vulkanisat karet slam.

Kadar zat menguap
Zat menguap di dalam karet sebagian besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat-zat lain seperti serum yang mudah menguap pada suhu 100°C. Kadar zat menguap adalah bobot yang hilang dari potongan uji setelah pengeringan. Adanya zat yang mudah menguap di dalam karet, selain dapat menyebabkan bau busuk, memudahkan tumbuhnya jamur yang dapat menimbulkan kesulitan pada waktu mencampurkan bahan-bahan kimia ke dalam karat pada waktu pembuatan kompon tersebut terutama untuk pencampuran karbon black pada suhu rendah. Potongan uji untuk menetapkan kadar zat menguap ditimbang lalu ditipiskan dan digunting menjadi potongan kecil-kecil untuk memperluas permukaan guna memudahkan pengeringan pada suhu 100°C.

Uji Mutu Karet Remah

Plasticity retention index (PRI)
Plasticity Retention Index (PRI) adalah cara pengujian yang sederhana dan cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu yang tinggi. Pengujian PRI meliputi pengujian plastisitas wallace dari potongan uji sebelum dan sesudah pengusangan di dalam oven dengan suhu 140°C.  Suhu dan waktu pengusangan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perbedaan yang nyata dari berbagai jenis karet mentah Nilai PRI yang tinggi menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap degradasi oleh oksidasi.

Standar Mutu Karet Remah Indonesia

0 Response to "Uji Mutu Karet Remah Indonesia"